21st Century business
Creative, Passionate & Adaptive Business Organization
Written by:
Gregorius satrio
Business Analyst,
Specialized in People Development
Anda masih ingat barang-barang ini?
All of these comes from the early 1900s (100 years ago!)
*dan sudah jarang dijumpai hari ini (kecuali di museum)
Amazingly, so is this…
Model organisasi ini – hirarkis & birokratis, dicetukan oleh Max Webber di era 1910-an.
Model organisasi ini masih menjadi acuan bagi banyak perusahaan hingga saat ini.
Don’t believe me…?
Disamping adalah struktur oganisasi PERTAMINA retail Indonesia
Bila masih tidak percaya, bagaimanakah bentuk struktur organisasi perusahaan anda?
It raises a question…
…Is it still relevant today?
Challenges of New era
Effective Knowledge Management
Knowledge (pengetahuan) BUKAN hanya sekedar data dan fakta, tetapi adalah keseluruhan dan kesatuan antara data/fakta dan makna yang memiliki nilai guna. Kesimpulannya, pengetahuan dalah hal yang abstrak dan kompleks.
Dalam era disrupsi ini knowlegde adalah kunci dari survival – perubahan terjadi dalam frekuensi dan intensitas yang masif. Bila kita menunggu pihak lain menulis buku yang membahas perubahan tersebut kita amatlah sangat terlambat.Maka organisasi kita sendiri harus mampu me-manage pengetahuan yang didapat selama beroperasi.
Harnessing creativity and Initiatives
Dalam model organisasi mainstream sekarang ini – dimana kepatuhan dan ketekunan adalah sebuah keharusan, kreatifitas dan inisiatif seringkali diabaikan dan tidak jarang “dibungkam” oleh atasan yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Padahal dalam era ini, hal-hal yang menuntut ketekunan dan kepatuhan dapat dengan mudah digantikan oleh mesin.
Kunci utama untuk sukses di era ini adalah kreativitas dan inisiatif dari seluruh manusia yang tersedia. Maka organisasi harus menjadi wadah kreativitas dari anggotanya.
Making employee fully engaged
Dengan implementasi model organisasi yang mainstream saat ini – dimana menuntut adanya kepatuhan melalui birokrasi dan chain of command, hanya beberapa orang tertentu saja yang dapat berpartisipasi penuh dalam sebuah organisasi
Hal ini membuat banyak orang-orang yang dipekerjakan tidak mencapai potensi maksimal mereka dan seringkali dianggap sebagai beban. Maka, organisasi harus dapat mewadahi potensi dan kemampuan anggota-anggotanya.
Constant change
Di era ini, satu satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian. Maka, untuk dapat survive diera ini Fleksibilitas adalah sebuah keharusan. Karena melalui fleksibilitaslah organisasi dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Dalam model yang diadopsi sekarang, fleksibilitas amat tebatasi oleh adanya susunan hirarkis yg panjang dan kompleks.
Maka, organisasi haruslah memadai dalam mengatur anggotanya namun cukup simple sehingga fleksible dalam menghadapi perubahan.
How are they compared?
New Vs Old perspectives
Old – Conservatives
Size
Role clarity
Specialization
Control
Uniformed
Centralised
New – Revolutionary
Speed
Flexibility
Integration
Innovation
Diversified
Networked
The problem of old Perspectives
- Fleksibitas terbatasi oleh struktur birokrasi – yang merupakan tulang punggung dari model ini.
- Sistem birokrasi yang panjang membuat hanya orang tertentu saja yang dapat sepenuhnya terlibat.
- Mindset uniformity membuat beberapa aspek sulit beradaptasi dengan keadaan lapangan.
What makes this new concept, new?
Primary traits of 21st century organization
Relentless Innovation
Dalam model organisasi abad 21, innovasi merupakan model utama dalam beroperasi. Maka untuk memenuhi kebutuhan akan innovasi yang semakin tinggi, tugas berinovasi tidak hanya diberikan pada divisi R&D. Namun di seluruh jajaran perusahaan baik strategic planning hingga customer engagement.
Untuk mencapai hal ini dibutuhkan mindset baru – dimana terbatasi oleh model mainstream sekarang ini. Yakni, setiap orang dalam organisasi tersebut adalah innovator dan berhak membuat perubahan, apapun fungsi dan jabatannya.
Passion for growth
Melakukan inovasi berarti melakukan apa yang belum pernah dilakukan dan harus memiliki tekad yang kuat untuk berani menghadapi tantangan terberat.
Dengan memiiki semangat untuk bertumbuh (passion for growth), perusahaan mampu melihat kesempatan baru untuk berkembang dan menjadi kreatif dalam berinovasi. Tidak hanya pada lingkungan manajemen saja, Namun di seluruh aspek bisnis.
Purposeful
Bagi Organisasi Abad 21, memiliki arah yang jelas tidaklah cukup — orang harus mampu memberikan seluruh diri mereka untuk menjadi sukses, dengan merlibatkan segenap hati dan pikiran.
Ketika para pemimpin meningkatkan Tujuan, itu menciptakan keunggulan kompetitif yang sulit atau bahkan mustahil untuk ditiru. Tujuan menciptakan kemampuan bagi orang untuk peduli tentang sesuatu yang jauh lebih besar daripada masalah pribadi mereka dan sepenuhnya menerapkan bakat mereka untuk upaya yang berarti. Tujuan memberi orang ruang yang jauh lebih luas untuk bertumbuh, di mana pemikiran kreatif dan berbasis tujuan dapat muncul.
Loyalty to brand, not country
Sebagai dampak dari ekspansi global di semua industri, gagasan untuk mendukung produk dari satu negara tertentu menjadi tidak relevan di abad ke-21. Sebagai contoh, Sony, sebuah perusahaan yang berbasis di Jepang, mempertahankan kehadiran bisnis yang besar di Amerika Serikat.
Di masa lalu, seseorang akan mengidentifikasi dirinya sebagai karyawan sebuah perusahaan Amerika, melihat perusahaan Jepang sebagai pesaing. Sekarang merupakan praktik standar untuk menyelaraskan diri dengan merek tempat dia bekerja. Seorang Amerika yang dipekerjakan oleh Sony loyal kepada perusahaan itu.
Extended network of small businesses
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology menunjukan bahwa, gagasan organisasi raksasa besar, seperti dalam kasus sistem studio lama industri film, yang mempertahankan monopoli pada semua aspek produksi, pemasaran dan distribusi konten telah menjadi kuno.
Pada abad ke-21, organisasi yang lebih kecil, sering terdiri dari satu hingga 10 karyawan berkumpul berdasarkan proyek. Setiap perusahaan menyumbangkan keahlian atau keahlian khususnya, seperti mengedit film, hubungan masyarakat atau distribusi film, untuk kebaikan proyek yang lebih besar. Jaringan ini bubar begitu proyek selesai, beralih ke proyek baru yang dilakukan oleh jaringan baru.
Customer Oneness – BEING the customer
Pola pikir yang sama sekali baru tentang hubungan pelanggan diperlukan untuk Organisasi Abad 21, menjadi satu dengan pelanggan – sebuah paradigma baru untuk kemitraan pelanggan.
Menjadi pelanggan memberi organisasi perspektif yang tepat, yang dibutuhkan untuk menciptakan produk dan layanan yang luar biasa berulang kali. Ketika suatu organisasi berpikir dan beroperasi sebagai pelanggannya, masa depan dibentuk sebagai pelanggan, bukan hanya untuk pelanggan. Mengapa Anda tidak benar-benar mendukung organisasi yang orang-orangnya berpikir dari sudut pandang Anda dan sangat selaras dengan keinginan dan kebutuhan Anda?