Sebagai pebisnis kita juga harus memiliki penglihatan yang tajam dalam melihat kondisi market. Kita juga harus menyempatkan waktu untuk mengintai dan mencari peluang baru untuk perkembangan bisnis. Setelah kita berhasil menemukan“peluang” dan menyiapkan“cakar” yang tepat. Bisnis kita akan dapat memenangkan market. Tapi bagaimana cara melihat peluang dan menyiapkan cakar yang tepat? Simak rangkuman dari kami. Selamat membaca!
- Kemampuan yang dimiliki.
Seekor burung elang memiliki kemampuan penglihatan 8x lebih baik daripada manusia. Penglihatan yang tajam ini dimanfaatkan dengan baik untuk berburu mangsa. - Mengintai pergerakan market.
Elang berburu dengan terbang ditempat yang tinggi selama beberapa saat. Elang akan mengintai dan mengamati pergerakan mangsanya. - Peluang dan Cakar dalam Bisnis
Saat elang telah menemukan “peluang” dalam memangsa dan momen yang tepat, elang langsung menerkam mangsa dengan “cakar” nya yang kuat. Akhirnya elang pun berhasil menerkam mangsanya.
Dari sini kita bisa belajar dari pola berburu elang. Sama halnya dengan bisnis kita saat ini. Sebagai pebisnis kita juga harus memiliki penglihatan yang tajam dalam melihat kondisi market. Kita juga harus menyempatkan waktu untuk mengintai dan mencari peluang baru untuk perkembangan bisnis. Setelah kita berhasil menemukan peluang dan menyiapkan cakar yang tepat maka bisnis kita akan memenangkan market. Tapi bagaimana cara menemukan peluang dan menyiapkan cakar yang tepat? Dan jika terlalu lambat, bisa jadi malah kompetitor yang menerkam peluang terlebih dulu.
Mari melihat langsung contoh bisnis yang berhasil melihat peluang dan menerkam market dengan tepat yaitu TikTok.
- Kemampuan yang Dimiliki
TikTok saat ini dimiliki oleh perusahaan ByteDance. Pendiri Byte Dance, Zhang Yiming merupakan seorang software engineer sehingga memiliki skill yang sangat tinggi terkait coding. Zhang Yiming memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya dengan membangun ByteDance. ByteDance pada awalnya meluncurkan TauTiao, aplikasi platform berita. Dan selama 4 bulan pertama telah memiliki satu juta user aktif harian. Dari keberhasilan itu kemudian Sequoia Capital menginvestasikan USD 100 Juta pada ByteDance. - Mengintai Pergerakan Market.
Seperti elang yang mengintai dan mengamati mangsanya, Zhang Yimin juga melihat tren market kedepannya terhadap Artificial Inteligence (AI) sehingga bermaksud berinovasi dengan menggunakan sebagian dana tersebut untuk mendirikan ByteDance AI lab. ByteDance AI Lab berfokus pada pengembangan AI yang mampu memahami informasi berupa gambar dan video secara mendalam serta rekomendasi informasi yang dipersonalisasi. Teknologi ini kemudian dibenamkan pada Tautiao sehingga memiliki kemampuan memprediksi dan merekomendasikan konten berita dan informasi dengan sangat akurat sesuai dengan minat para penggunanya. Tautiao berhasil memiliki 120 juta pengguna aktif pada beberapa bulan kemudian.
Kesuksesan ini menginspirasi Zhang untuk membuat aplikasi yang mirip namun konten yang disajikan berupa video pendek atraktif yang juga memanfaatkan teknologi rekomendasi berbasis AI bernama Douyin. Untuk dapat mendobrak pasar global, ByteDance kemudian mengakuisisi Musical.ly, sebuah media sosial untuk penggunanya dapat membuat video music lipsing selama 15 detik hingga 1 menit dengan berbagai filter dan efek & telah memiliki 200 juta pengguna di seluruh dunia. Musical.ly kemudian diubah namanya menjadi TikTok. - Peluang dan Cakar dalam Bisnis
Tiktok juga melebarkan sayapnya di Indonesia. TikTok melihat bahwa anak muda, terutama di Indonesia memiliki tingkat narsis dan kreatid yang sangat tinggi. Hingga suatu waktu, market pun memberi peluang dan momen yang tepat untuk TikTok. Pandemi COVID-19 datang melanda, akselerasi pertumbuhan pengguna TikTok menjadi meningkat pesat. Selama lock-down, TikTok menjadi tempat pelarian dari kejenuhan masyarakat saat harus berdiam diri di rumah. Saat itu aktivitas dan kreativitas pengguna TikTok muncul dan menarik perhatian jutaan pengguna baru. Konten dan pengguna aplikasi TikTok menjadi semakin beragam, yang mulanya didominasi oleh konten hiburan dan tarian, sekarang sudah menjadi PALUGADA, konten APA LU MAU, GUA ADA. Hingga saat ini, Tiktok berhasil menjadi salah satu social media yang populer hingga dapat menyaingi produk Meta yaitu Instgram & Facebook.
Elang memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya, yatu mata yang tajam untuk mengintai hingga menemukan momen yang tepat dan berhasil memburu mangsa dengan cakarnya.
TikTok dengan pendirinya Zhang Yiming memiliki skill yang tinggi terkait software engineering dan berinovasi dengan mendirikan ByteDance AI Lab untuk semakin mengoptimasi kemampuan AI dalam personalisasi informasi. TikTok juga mendapat momen yang tepat saat Pandemi Covid-19 dan telah memiliki “cakar” yang tepat untuk berhasil memanfaatkan momen tersebut
Lalu bagaimana bisnis Anda dapat memanfaatkan momen yang terjadi saat ini? Apapakah Amda sudah berinovasi untuk mempersiapkan “cakar” yang tepat untuk memanfaatkan momen yang terjadi saat ini? Jadilah “Elang” dalam bisnis Anda dan raih kesuksesan seperti Zhang Yiming.
Terimakasih sudah membaca whitepaper kami terkait “Belajar Bisnis Ala Elang | Pahami Mangsa Untuk Berkuasa”. Masih banyak judul & kategori lain seputar dunia marketing yang bisa Anda akses di website kami https://slcmarketinginc.com/whitepaper/. Apabila ada pertanyaan, Anda bisa menghubungi kami di http://wa.me/6287854234504
Sukses bersama SLC MARKETING, INC