By:
Dr. Sandy Wahyudi (DSW)
Pakar & Praktisi Marketing dan Inovasi
Business Development Director SLC MARKETING, INC.
Founder of Connectpedia
Bagaimana cara mengelola Tim yang punya banyak Talent, tapi mereka belum terlalu produktif?
Perlukah menjadi Coach di perusahaan Anda sendiri? Bagaimana menjadi seorang Coach yang baik?
Apa yang harus dipelajari?
Terkadang tim terbaik kita sudah kelelahan sebelum capai garis Finish, bagaimana agar mereka bisa kembali semangat bekerja?
Deadline yang mepet, jam kerja yang berlebihan, persaingan bisnis yang ketat, sering membuat mereka kehilangan tenaga dan motivasi. Oleh sebab itu, mereka perlu seorang Coach.
Agar bisnis bisa mencapai tujuannya, harus didukung oleh Tim yang selalu termotivasi untuk sukses. Oleh sebab itu peran seorang pemimpin sebagai Coach sangatlah penting sekali.
Seorang Coach yang baik mampu memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing Timnya, lantas menggunakan kemampuan ini untuk meraih secara maksimal potensi kerjasama Tim.
Melakukan observasi dan pendampingan kepada setiap Tim tentu habiskan energi dan waktu, namun hal ini akan terbayar lunas ketika setiap Tim bisa bekerjasama dengan baik.
Jika Anda siap melakukan investasi waktu untuk menjadi seorang Coach yang baik, ini bisa dimulai dari mengajak meeting secara 1 on 1 (empat mata) dengan Tim yang sedang mengalami masalah.
Sering ajak ketemu Tim tersebut secara 4 mata akan membuat Anda lebih paham siapa sebenarnya mereka, apa yang dibutuhkan untuk berkembang, apa saja faktor yang paling mempengaruhi cara kerja mereka.
Mendedikasikan waktu untuk duduk dengan masing-masing Tim secara bergantian, akan membuka keterbukaan satu sama lain. Dengan demikian mereka akan paham apa yang Anda harapkan dari mereka ke depannya.
Kalau hanya mengawasi Tim dari jarak jauh atau bahkan lewat CCTV saja, maka tidak akan maksimal untuk tingkatkan produktivitas mereka.
Luangkan waktu sekitar 30-60 menit tiap 2 minggu sekali untuk masing-masing Tim Anda. Dengan demikian Anda bisa memberikan feedback secara up to date agar mereka mampu mencapai gol yang diharapkan.
Siapkan agenda pertemuan yang akan dibahas, sedemikian waktu Coaching yang dialokasikan dapat membawa manfaat penting bagi kemajuan bersama.
Sebelum sesi Coaching dimulai, ijinkan 5 menit pertama Tim Anda mengeluarkan uneg-uneg dan menceritakan masalah yang sedang dihadapi, dengan demikian Anda akan lebih tepat sasaran untuk berikan feedback.
Setelah itu, fokuskan diskusi pada pencapaian gol yang telah ditetapkan bersama. Jika Tim Anda belum ada progress berarti, maka segera buat Gol baru atau mulai pikirkan Plan B untuk mencapai Gol sebelumnya.
Coaching secara 1 on 1 juga berguna untuk gali permasalahan teknis secara detail, khususnya jika mereka sedang ada rencana pribadi, misal persiapan menikah, liburan keluarga, studi lanjut, dll.
Tidak semua Tim yang Anda Coaching akan terbuka atas apa yang sedang mereka alami. Oleh sebab itu, gunakan konsep GROW untuk bisa lakukan Coaching secara efektif.
Konsep GROW ini bisa digunakan untuk menggali secara mendalam apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh Tim kita untuk mencapai tujuannya.
Bisa diawali dengan pertanyaan terkait Goal yang mereka mau capai. Apakah mereka sedang ingin belajar hal spesifik tertentu, apakah ingin menambah income, atau ingin mencari karir yang lebih baik?
Berikutnya, tanyakan terkait Reality. Kejadian apa yang mereka alami sekarang, adakah hambatan? Lantas pikirkan terkait Option, apa saja alternatif solusi untuk singkirkan hambatan dan capai target.
Jangan lupa tanyakan terkait Will (kehendak / kemauan), apa yang akan benar-benar mereka lakukan untuk sukses? Apa ukuran yang realistis menurut mereka? Dengan demikian Anda bisa mendapat komitmen tinggi untuk langkah detail yang akan mereka jalankan.
Gunakan konsep GROW ini untuk lakukan Coaching secara mendalam dengan Tim yang sedang mengalami permasalahan. Mereka akan lebih terbuka dan jujur dalam menjawab.
Selalu awali dengan pertanyaan WHAT & HOW untuk menggali setiap Goal, Reality, Option & Will. Cara ini bisa memaksa isi kepala mereka berpikir keras untuk temukan jawabannya sendiri atas permasalahan yang sedang dihadapi.
Jangan lupa berikan feedback yang spesifik, baik saat sesi Coaching, maupun setelah itu. Tetap konstruktif dan berikan saran terbaik untuk memaksimalkan kemampuan unik yang mereka miliki.
Terapkan gaya Coaching yang fleksibel. Ada beberapa orang lebih senang jika diberikan langsung arahan seperti seorang Guru mengajar muridnya. Namun ada orang yang lebih suka berpikir dan menemukan jawabannya sendiri.
Yang terakhir, jangan lupa kenali cara berpikir mereka. Apakah mereka termasuk seseorang yang punya “fixed mindset” atau “growth mindset”. Teknik melakukan Coaching kepada 2 tipe orang ini tentu harus berbeda, agar mereka bisa sama-sama mencapai Gol yang diharapkan.
Mulai jadwalkan agenda 1 on 1 meeting dengan salah satu Tim yang perlu segera Anda bantu! Lakukan Coaching sekaligus untuk membahas hal teknis yang belum terselesaikan selama ini.
Jika Anda mengalami kesulitan bagaimana menerapkan konsep whitepaper ini di dalam perusahaan Anda, segera hubungi tim SLC MARKETING, INC., kami siap membantu Anda!
Share via: