Beda Hard Selling sama Soft Selling apa sih?
Jadi Hard Selling adalah teknik marketing dengan mempromosikan produk melalui konten sosial media, namun konten tersebut lebih banyak mengandung penjualan produk dibandingkan edukasi, cerita, dan sebagainya.
Sedangkan Soft Selling adalah teknik marketing dengan mempromosikan produk melalui konten sosial media, namun konten tersebut lebih banyak menceritakan terkait baik edukasi produk, cerita berita yang lagi heboh, dan yang kemudian diakhiri oleh promosi produk.
Jadi bisa dibilang Story Telling marketing ini lebih menyentuh sisi emosional calon pembeli dibanding sisi rasionalnya. Dan dengan cara inilah yang dapat mengatasi kepada customer yang suka melakukan skip pada iklan-iklan yang ada seperti di sosial media.
Contoh Kasus Story Telling
Apalagi customer lebih suka kalau diceritakan oleh penjual atau dari bisnis tersebut, karena cerita lebih menarik untuk didengar dibandingkan menjelaskan detail dari produk tersebut. Seperti halnya ketika kamu scroll-scroll di tiktok maupun instagram kemudian muncul video maupun postingan dengan story telling dan berakhir dengan promosi, dan kita pun pasti akan menonton video tersebut ataupun membaca postingan hingga selesai jika Story Telling yang dipaparkan mereka menarik.
Tapi jika yang muncul video atau postingan yang menjelaskan detail produk mungkin sebagian dari kalian akan scroll ke video atau postingan selanjutnya tanpa menonton atau membaca hingga akhir. Seperti contoh pada konten postingan Instagram di slide sebelumnya, kalian bisa lihat bahwa awal-awal postingan menceritakan mengapa trading saham batu bara masih menarik. Dan bisa dilihat bahwa sekarang ini market saham dari batubara memang lagi menarik untuk diperjualbelikan karena kenaikannya yang drastis beberapa bulan terakhir ini yang tentunya akan menarik para trader atau investor melihat postingan tersebut agar mereka teredukasi sebelum membeli saham batu bara sendiri. Karena sebagian besar para trader atau investor pun akan terfokus ke market batubara saja.
Yang di awalnya edukasi namun kalian bisa lihat di konten slide terakhir dalam postingan tersebut bahwa mereka mengajak followers / orang lain untuk join grup dari “EmTrade VIP” sendiri untuk mengetahui bagaimana strategi trading saham batu bara kedepannya. Dan tentunya ini akan menarik bagi trader yang masih awam / tidak terlalu jago dalam trading di saham.
Pasti dari kalian banyak bertanya, lho emang kenapa kok slide terakhir tersebut tidak diletakkan di awal slide?
Seperti penjelasan sebelumnya mengenai hard selling dengan soft selling bahwa orang lebih tertarik jika melihat konten yang bertema edukasi atau menjawab keraguan orang- orang sehingga orang tersebut akan melihat konten tersebut hingga rasa penasarannya pun sudah terjawab oleh konten tersebut. Mau tidak mau pasti mereka akan melihat konten tersebut hingga selesai. Makanya itu teknik marketing soft selling sangat berguna baik meningkatkan brand awareness maupun penjualan.
Pentingnya Story Telling dalam Marketing
Brand Awareness
Pertama, adalah meningkatkan Brand Awareness dari produk yang ditawarkan dari bisnis kamu sendiri. Beriklan dengan konsep Story Telling ini lebih mudah diingat karena menyentuh sisi emosional customer. Karenanya, customer akan mudah mengingat kembali dan mengenali produk di antara pilihan produk-produk sejenis.
Engagement
Kedua, adalah dapat menaikkan Engagement. Jika konsep Story Telling bagus dan menarik tentunya dapat menimbulkan keterikatan emosional dengan konsumennya yang akan berdampak pada pembelian yang berulang-ulang oleh konsumen, membantu merekomendasikan produk ke komunitasnya dan juga menunggu-nunggu hadirnya varian produk baru.
Entertainment
Ketiga, adalah memberikan nilai entertainment. Konsep Story Telling memberikan kebebasan seluas- luasnya pada para marketer untuk kreativitas pada penawaran produknya. Kreativitas yang menarik tentunya yang memberikan nilai entertainment yang tinggi. Nilai entertainment dalam penawaran produk inilah yang menjadikan engagement yang kuat bagi konsumen pengguna produk.
Hubungan dengan Audiens
Keempat, adalah dapat membangun hubungan dengan audiens yang sangat penting juga dengan cara menceritakan cerita seperti contoh ada cinta dan kasih sayang kepada orang tua yang tertanam dan bisa menjadi strategi marketing yang mampu melekat dengan audiens. Dan tentunya itu disesuaikan dengan target pasar dan audiens dari bisnis kamu sendiri.
Brand Loyalty
Dan yang terakhir adalah meningkatkan Brand Loyalty. Salah satu target pasar yang tepat untuk disentuh dengan konsep story telling marketing adalah konsumen premium yang lebih mengedepankan sisi emosional dalam menggunakan suatu produk. Ciri yang melekat pada pasar premium ini adalah tingkat loyalitas yang tinggi terhadap suatu brand. Jika sudah cocok dan nyaman menggunakan suatu brand, jarang sekali mereka berpindah ke brand lain.
Emang bagaimana sih cara meningkatkan penjualan dengan strategi Story Telling??
Pahami Audiens
Sebelum bercerita ada baiknya kamu menganalisis dulu seperti memahami siapa audiens atau target pasar kamu. Dan untuk mengetahui audiens dapat dilakukan dengan cara riset target pasar dan menentukan buyer persona bisnismu sendiri. Kalian bisa juga memperhatikan topik yang lagi trending di kalangan target bisnis kalian sendiri, kemudian lihatlah kompetitor kalian tuh siapa sih dan juga lihat jenis produk / jasa yang lagi populer. Seperti kasus sebelumnya bahwa yang lagi trend itu market batubara yang lagi naik-naiknya sehingga banyak mata para trader dan investor yang fokus kesana sehingga hal itu bisa menjadi peluang sebagai kita untuk menjadikan bahan konten.
Menetapkan Strategi Story Telling
Sebelum membuat cerita, kamu bisa membuat strateginya dahulu agar pesan yang disampaikan mudah dicerna oleh audiens. Membuat cerita yang unik dan secara personal. Jadi jika kamu ingin membuat cerita usahakan jangan meniru cerita dari orang lain, tunjukkan kreativitasmu dalam cerita tersebut dan buatlah secara personal mungkin karena akan memudahkan untuk mengingat brand atau produk kamu sendiri terhadap audiens.
Menggunakan Platform Media yang Tepat
Sebelum membuat cerita, kamu bisa membuat strateginya dahulu agar pesan yang disampaikan mudah dicerna oleh audiens. Membuat cerita yang unik dan secara personal. Jadi jika kamu ingin membuat cerita usahakan jangan meniru cerita dari orang lain, tunjukkan kreativitasmu dalam cerita tersebut dan buatlah secara personal mungkin karena akan memudahkan untuk mengingat brand atau produk kamu sendiri terhadap audiens.
Terimakasih sudah membaca whitepaper kami terkait “Cuan Modal Dongeng”. Masih banyak judul & kategori lain seputar dunia marketing yang bisa Anda akses di website kami https://slcmarketinginc.com/whitepaper/. Apabila ada pertanyaan, Anda bisa menghubungi kami di http://wa.me/6287854234504
Sukses bersama SLC MARKETING, INC.