Facebook Tag Pixel

Menjawab kebutuhan dan permintaan pasar secara efisien dengan Innovation Driven Supply Chain

INNOVATION-DRIVEN SUPPLY CHAIN

Revisit Supply Chain, Resolving Advantage

Strategi untuk meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan dengan pendekatan supply chain yang ditinjau dari kacamata pemasaran dan inovasi

By: Dr. Sandy Wahyudi (DSW)

Pendahuluan

Rantai pasokan (supply chain) bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan pemasok, produsen, dan pelanggan akhir untuk penciptaan dan pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan utama manajemen rantai pasokan adalah menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin sehingga mampu menciptakan keunggulan bersaing terhadap kompetitor. Kaitan supply chain dengan marketing sangatlah kuat sebab kita dapat menentukan tingkat outsourcing yang tepat, mengelola pembelian / pengadaan suatu barang, mengelola pemasok, dan terutama mengelola hubungan baik terhadap pelanggan, mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat.

Supply chain memiliki tujuan strategis yang perlu dicapai. Untuk membuat supply chain menang atau minimal setidaknya bertahan dalam persaingan pasar, maka kita harus bisa menyediakan produk yang Murah, Berkualitas, Tepat Waktu, dan Bervariasi. Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan menghasilkan laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau jika dilakukan pun akan terlalu mahal untuk menirunya,

maka perusahaan ini memiliki keunggulan bersaing untuk bertahan (sustainable competitive advantage). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses mengeksploitasi keunggulan persaingannya, maka perusahaan tersebut mampu mencapai tujuan utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan oleh seorang investor dari investasi.

Agar strategi supply chain dalam perusahaan kita bisa menciptakan keunggulan bersaing di pasar, maka kita harus bisa memastikan manajemen rantai pasokan ini terkait dengan strategi bisnis. Ada 5 aspek supply chain excellence yang kaitannya erat dengan strategi bisnis. Dimulai dari apa strategi bisnis yang kita jalankan, apakah kita akan masuk ke red ocean atau ke blue ocean strategy, sebab keduanya punya natur bisnis yang berbeda 180 derajat untuk implementasi dan metrik evaluasi pengukuran keberhasilan di lapangan. Setelah itu kita bisa merencanakan target penjualan yang akan terjadi untuk sekian kurun waktu ke depan, sedemikian antara perencanaan kebutuhan pasar (demand) dan pasokan (supply) dapat seimbang.Eksekusi keberhasilan di lapangan harus bisa terukur, oleh sebab itu indikatornya harus jelas di depan, sedemikian mana aspek yang harus ditingkatkan langsung bisa terlihat. Tujuan akhir dari supply chain excellence ini adalah bagaimana perusahaan bisa menciptakan kepuasan dan pengalaman yang berharga bagi pelanggan, karena bisa memberikan produk dengan cepat, tepat, bermanfaat dengan harga yang kompetitif.

Sebuah pemikiran logis yang saling terkait satu sama lain, yaitu mengapa para marketer di dalam perusahaan juga perlu memperhatikan sisi supply chain dalam kesehariannya, yang mana seharusnya hal ini diurusi oleh bagian operasional di dalam perusahaannya. Jika sebelumnya sempat dibahas 5 Aspek Supply Chain Excellence yang kaitannya dengan operasional bisnis secara keseluruhan, maka berikut adalah penjelasan 5 interaksi yang saling terkait secara langsung antara supply chain & marketing. Jika salah satu tahap dalam interaksi tersebut gagal dilakukan dengan baik, maka akan mempengaruhi tahap interaksi berikutnya.

Dimulai dari kemampuan perusahaan untuk memastikan ketersediaan logistik, baik untuk proses produksi (logistik bahan baku/mentah), maupun untuk proses pengiriman ke customer (logistik produk akhir). Jika perusahaan mampu menyediakan barang tepat waktu sesuai kebutuhan customer, maka service yang diberikan ke pelanggan pun akan meningkat. Dengan demikian hubungan baik akan tetap terjaga, dan retensi pelanggan untuk terus melakukan repeat buying juga semakin meningkat. Akibatnya, keuntungan/ laba perusahaan akan tetap terjaga untuk jangka panjang.

Kapabilitas perusahaan untuk mampu menjaga ketersediaan logistik yang dimaksud sebelumnya bukan harus dalam jumlah besar dan berlebih sedemikian asal saja dan tanpa perhitungan yang akhirnya malah membuat boros dan memerlukan modal dalam jumlah besar. Keunggulan bersaing akan tercipta jika perusahaan mampu menyeimbangkan beban biaya pengeluaran untuk ketersediaan logistik dan pemasukan income akibat terjadinya transaksi penjualan. Oleh sebab itu, 4 aspek di atas yaitu keunggulan yang tercipta akibat perusahaan mampu melakukan capability balancing secara kontinyu, di antaranya adalah:

Time advantage

kecepatan waktu untuk produksi dan penjualan yang seimbang

Cost advantage

mampu mendapat supplier dengan harga termurah

Efficiency advantage

mampu menekan biaya produksi per unit

Quality advantage

mampu menekan jumlah cacat produksi

Jika ditelusuri lebih lanjut, dan dipecah-pecah proses yang ada pada proses supply-chain, maka banyak bagian fungsi yang perlu direncanakan dan saling di-sinergi-kan satu sama lain agar terjadi Orchestration Levers(daya ungkit yang terjadi karena proses sinergi antar fungsi yang harmonis). Berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk mulai persiapan sejak dini apabila ke depannya ingin membuat software ERP (enterprise resource planning) yang notabe harganya milyaran rupiah, sedemikian biaya mahal yang dikeluarkan tidak berujung kepada kesia-siaan.

Seperti dapat kita lihat bersama diagram di atas bahwasannya proses supply chain adalah proses dari hulu ke hilir yang perlu diperhatikan perusahaan secara detail, yaitu dari pemilihan supplier, proses pengadaan barang (procurement), proses produksi, proses distribusi, hingga produk bisa sampai ke tangan konsumen. Beberapa fungsi perencanaan dan optimalisasi yang perlu diperhatikan di tiap fase adalah sbb:

Audit & optimization

logistics audit, material flow & transport optimisation

Logistics

lean, sparepart, warehouse & distribution

Planning & design

supply concept, network planning, layout planning, material staging design, resource & performance planning

Sebagai contoh konkrit implementasi proses supply chain di dalam perusahaan, bisa kita lihat apa yang dilakukan oleh Apple dalam proses pembuatan hingga distribusi seluruh gadget yang mereka jualsampai di tangan konsumen. Jika kita memiliki i-phone contohnya, sesungguhnya produk yang di tangan kita saat ini telah melalui proses yang panjang dan melalui lintas perusahaan dan lintas batas negara, dari proses ide inovasi, prototype, produksi, penyimpanan, distribusi, penjualan dan proses after sales service setelah kita membelinya.

Demikian Edisi Innovation Driven supply chain edisi ini. untuk topik bahasan selanjutnya adalah bagaimana mengaitkan konsep supply chain dengan marketing

Share Via:

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn
Banner Vertical 600x840 Podcast

Artikel Lainnya:

Riset & Inovasi: Pondasi Keberhasilan dalam Industri Handphone yang Dinamis

Strategi Berbasis Riset: Kunci Keberlanjutan dan Pertumbuhan Bisnis Kuliner

Pentingnya Product-Testing Research (Penelitian Pengujian Produk) bagi Bisnis Keluarga