Bisnis keluarga (family business) adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan dijalankan oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua pekerja dalam perusahaan harus merupakan anggota keluarga. Banyak perusahaan keluarga, terutama perusahaan-perusahaan kecil, memperkerjakan orang lain untuk menempati posisi rendahan, sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh orang dari dalam keluarga pemilik perusahaan. Partisipasi keluarga dalam perusahaan dapat memperkuat perusahaan tersebut karena biasanya anggota keluarga sangat loyal dan berdedikasi tinggi terhadap perusahaan milik keluarganya. Meskipun demikian, seringkali timbul masalah-masalah dalam mengatur perusahaan keluarga, terutama dalam hal pergantian kepemimpinan. Sering pula muncul benturan-benturan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan akan cenderung mempertahankan seorang anggota keluarga untuk bekerja meskipun orang tersebut kurang kompeten dalam pekerjaannya sehingga akan membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
Kompas (2002) dalam diskusi bertema “Economic Development: Does Entrepreneurship Matter?” yang diadakan oleh Ernst and Young di Jakarta melaporkan bahwa 90% pengusaha Indonesia merupakan eksekutif yang menjalankan bisnis keluarga dan umumnya adalah generasi kedua dari keluarga tersebut. Meski menduduki tampuk pimpinan paling puncak diperusahaan itu, keputusan akhir tetap dipegang oleh orang tua terutama ayah sebagai pendiri perusahaan. Karena keputusan akhir yang menentukan berada di tangan ayah selaku pendiri perusahaan, akhirnya pengusaha Indonesia lebih banyak hanya melaksanakan perintah ayahnya. Apabila sang Ayah telah tiada, maka bisnis keluarga biasanya tidak sejaya waktu dijalankan sendiri oleh pendiri.
Dengan keyakinan bahwa bisnis keluarga yang mayoritas termasuk UKM, jika dikembangkan lebih lanjut, maka akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak, dan merupakan motor perekonomian negara yang dapat meningkatkan GDP di tahun-tahun mendatang. Entrepreneur yang memulai karier dari perusahaan keluarganya yang telah berjalan akan jauh lebih cepat mengalami kemajuan daripada memulai bisnis sendiri dari nol. Bisnis keluarga rata-rata telah memiliki network yang luas, baik pelanggan, pemasok, maupun hubungannya dengan pemerintahan.
By:
Sandy Wahyudi