Facebook Tag Pixel

LEADERSHIP AND THE ONE MINUTE MANAGER

Oleh :

Bagas Pranowo Handonowarih

Business Analyst, Specialized in People Development

SLC MARKETING, INC.

 

Berapa banyak dari Anda yang sedang membaca book review ini adalah seorang decision maker dalam perusahaan? Pastinya setiap kita adalah seorang decision maker pada tingkat tertentu. Anda yang saat ini menjabat sebagai seorang manajer, direktur, atau seorang pemilik bisnis pastinya sehari-hari dihadapkan pada beragam problema yang memerlukan pengambilan keputusan yang cepat. Pengambilan keputusan yang cepat tidak terlepas dari kehandalan atau reliabilitas dari karyawan Anda. Semakin reliable karyawan Anda, maka Anda akan lebih leluasa untuk mendelegasikan tugas-tugas operasional pada perusahaan, sehingga Anda bisa fokus pada tugas-tugas pengembangan.

Banyak pemimpin dewasa ini mengalami masalah reliabilitas karyawan. Pemimpin perusahaan seringkali kesulitan untuk mendelegasikan tugas-tugas kepada karyawan atau mendelegasikan dengan cara yang salah sehingga proses delegasi yang seharusnya bisa meringankan tugas operasional malah akhirnya menambah beban pemimpin karena tugas yang didelegasikan tidak diselesaikan sesuai harapan. Oleh karena itu, dalam buku Leadership and The One Minute Manager ini dibahas mengenai pola kepemimpinan yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan reliabilitas karyawan Anda.

Ada ungkapan lama yang menyatakan bahwa karyawan yang baik adalah karyawan yang dapat memahami setiap instruksi dari pemimpin dan melaksanakannya dengan baik, sehingga kemampuan responsif karyawan terhadap perintah pimpinan adalah wajib hukumnya untuk dimiliki oleh setiap karyawan. Tidak ada yang salah dengan ungkapan ini, hanya saja, jika Anda sebagai pimpinan masih menggunakan cara ini dalam kepemimpinan Anda, maka karyawan akan terus-menerus menunggu instruksi dari Anda sehingga perusahaan tidak akan bisa jalan tanpa Anda. Untuk itulah dalam buku ini disebutkan bahwa Anda perlu membalik pola pikir Anda, bahwa manajemenlah yang seharusnya responsif terhadap kebutuhan karyawan.

Karyawan, dan Anda sekalipun, punya tingkat perkembangan yang berbeda-beda pada masing-masing tugas yang diberikan pada mereka. Contoh, karyawan di bagian sales / marketing yang punya sertifikasi pelatihan public speaking akan dengan mudahnya membuat presentasi dan menyampaikannya dengan baik. Namun untuk melakukan pemasaran melalui media sosial atau website, dia perlu belajar lagi karena ini adalah hal baru baginya. Pada tugas presentasi, Anda dapat delegasikan secara total pada karyawan ini. Sedangkan pada tugas pemasaran media sosial, karyawan ini butuh support dan arahan dari Anda secara teratur sehingga ketika dia menemui jalan buntu dalam mengerjakan project ini, Anda dapat segera memberikan saran atau terlibat dalam diskusi untuk mencari solusi atas permasalahan yang dialami oleh karyawan Anda.

Secara garis besar, tingkat perkembangan karyawan dalam meng-handle tugas, dapat digambarkan pada bagan berikut.

  1. D1 – Kompetensi Rendah, Komitmen Tinggi

Pada tahap ini, karyawan disebut sebagai pemula yang antusias. Mereka merasa mendapat tugas baru yang berarti adalah tantangan baru, sehingga mereka bersemangat dalam melaksanakannya. Walaupun punya komitmen tinggi, namun mereka memiliki kompetensi yang rendah, sehingga perlu arahan atau perintah yang spesifik untuk mengerjakan tugas tersebut.

  1. D2 – Kompetensi Rendah ke Sedang, Komitmen Rendah

Tahap kedua disebut pelajar yang kecewa. Di tingkat ini, karyawan mulai belajar berbagai hal terkait tugas mereka dan semakin banyak mereka belajar, semakin mereka merasa mereka tidak memiliki cukup pengetahuan. Hal inilah yang pada akhirnya menurunkan komitmen karyawan untuk mengerjakan tugas tersebut. Pada tahap ini, karyawan membutuhkan support, untuk menaikkan komitmen mereka, dan arahan spesifik untuk menentukan langkah selanjutnya yang harus mereka ambil

  1. D3 – Kompetensi Sedang ke Tinggi, Komitmen Beragam

Karyawan yang telah berpengalaman dalam melakukan tugasnya dan punya kompetensi tinggi dalam mengerjakannya terkadang merasa gamang dan kurang percaya diri. Mereka banyak belajar dari kesalahan sehingga secara tidak sengaja mengembangkan sikap hati-hati yang berlebihan. Tugas Anda cukuplah mendengarkan bagaimana planning dan perkembangan pelaksanaan tugas itu sembari mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memungkinkan mereka mengidentifikasi peluang-peluang baru dan menguji ide-ide mereka agar menjadi lebih matang. Di tahap ini, arahan yang spesifik dari Anda malah akan mengganggu planning yang akan mereka kerjakan. Setiap keputusan tetap berada di tangan Anda. Namun, perbanyak porsi mereka dalam pengambilan keputusan.

  1. D4 – Kompetensi Tinggi, Komitmen Tinggi

Perbedaan mendasar antara D4 dan D3 adalah pada level komitmen mereka. Ketika karyawan punya kompetensi yang tinggi dan dapat memotivasi diri untuk meraih prestasi di bidang yang mereka tekuni, maka kepemimpinan delegatif dapat Anda terapkan pada karyawan ini.

 

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa untuk menuju proses pendelegasian. Anda perlu melewati proses pembelajaran bersama karyawan Anda dimulai dari tahap D1 hingga D4. Dalam buku disebutkan bahwa proses pendelegasian bukanlah hal yang Anda lakukan kepada karyawan Anda, melainkan hal yang Anda lakukan bersama karyawan Anda.

Maka, setelah Anda bagikan konsep kepemimpinan situasional ini kepada karyawan Anda, karyawan dapat mulai menuliskan tugas apa saja yang mereka kerjakan saat ini dan bagaimana perkembangan mereka dalam mengerjakan tugas tersebut. Pastikan mereka paham, mengapa mereka harus mengerjakan tugas itu dan apa efeknya terhadap perusahaan dan diri mereka. Setelah itu, jadwalkanlah pertemuan rutin untuk melakukan pembicaraan sesuai gaya kepemimpinan yang cocok terhadap tugas-tugas yang berbeda tadi. Melakukan controlling dan memberikan instruksi untuk tugas D1, memberi motivasi dan instruksi untuk tugas D2, serta secara aktif memimpin percakapan pada dua jenis pembicaraan ini. Sedangkan untuk tugas D3 dan D4, Anda cukup lebih banyak mendengarkan karyawan memaparkan ide dan planning nya sembari mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membangun.

Demikian resensi buku Leadership and The One Minute Manager, untuk diskusi lebih lanjut terkait kepemimpinan dan penilaian karyawan, SLC MARKETING, INC. menawarkan beragam layanan untuk mengembangkan jiwa leadership karyawan divisi marketing Anda sehingga divisi marketing Anda dapat menghasilkan kinerja terbaiknya, dengan atau tanpa Anda.

 

Resensi disadur dari: Kenneth Blanchard

Share Via:

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn
Banner Vertical 600x840 Podcast

Artikel Lainnya:

Storytelling Adalah Koentji – Memenangkan Hati Audiens di Era Digital

Investasi Terbesar! Bangun Tim Yang Solid untuk Bisnis Keluarga Anda Melesat Tajam

Rahasia Sukses Marketing di Era Modern