Yang menjadi pembeda mengapa pemasaran yang dilakukan pengusaha kecil dan sebagian oleh pengusaha besar, ternyata lebih berhasil saat menghadapi krisis adalah adanya jiwa entrepreneurship di dalam marketing. Mengapa demikian?
Pengusaha yang hanya melakukan pemasaran sesuai standar textbook marketing saja, maka akan berpikir bahwa pasar selalu dianggap sudah eksis, sehingga riset pasar secara klasik pun (survei, FGD, dll) dilakukan untuk memperoleh insight-insight akan strategi ke depan. Program pemasaran yang dibuat pun hanya mengacu pada segmentasi, targeting, positioning yang ada seperti biasanya.
Berbeda dengan seorang pengusaha yang memiliki jiwa entrepreneurship dalam melakukan aktivitas marketing. Dia akan mulai dari arah yang sebaliknya, tidak mulai dari asumsi bahwa pasar dianggap sudah ada, sehingga dirinya berani menginvestasikan uangnya dan sumber daya lainnya untuk mendesain produk sesuai kebutuhan pasar.
Entrepreneur sejati bukan mulai dengan kebutuhan pasar, melainkan mulai dengan melihat ke dalam diri sendiri. Pertama, melihat siapa diri mereka (nilai-nilai, harapan, kepribadian). Kedua, menggali apa saja yang mereka ketahui (pengetahuan, pengalaman, keterampilan). Terakhir, memanfaatkan siapa yang mereka ketahui (kontak network yang sudah ada). Ketiga cara di atas adalah metode effectuation yang dikenalkan oleh Sarasvathy (2001). Setelah memperoleh ketiga modal (means), pengusaha yang berjiwa entrepreneurship dapat memfokuskan dirinya pada bermacam hasil yang mereka dapat ciptakan melalui modal tersebut.
By: Sandy Wahyudi