Facebook Tag Pixel

Omset lagi banyak? Alhamdulillah. Tapi jangan senang dulu. Omset besar tidak menjamin lancarnya cash flow. Kok bisa? Omset memang merefleksikan bagaimana kinerja perusahaan Anda dari segi eksternal dan bisa digunakan sebagai indikator penetrasi pasar bagi perusahaan. Tapi ini bukan gambar secara keseluruhannya. Omset saja tidak mampu mengukur “survival” perusahaan lho…….

KOK BISA ?

Bisnis = Manusia
Makanan = Sales
Nutrisi = Profit

Jadi kalau Cuma SEKEDAR BANYAK MAKAN (read: banyak omset/sales) tapi gizinya nggak ada (read: profitnya ga aada) sama aja bohong! BISA SAKIT-SAKITAN DONG USAHA KITA

MARI KITA TELITI LEBIH JAUH
Item umum dalam laporan keuangan

Persamaan matematikanya gini…

Kesimpulan Kita … 

Omset/Revenue/Sales
Komponen pemasukan dana yang dihasilkan dari penjualan produk/jasa dimana masih memiliki banyak alokasi yang harus dipenuhi – dipakai untuk bayar biaya gaji, admin, overhead, promo, dll.

PROFIT: Gross / Kotor
Komponen pemasukan dana sudah dikurangkan dari biaya pokok produksi / HPP. Artinya kita sudah MAMPU UNTUK MEMPRODUKSI ULANG JASA/PRODUK.

PROFIT: Operating
Komponen pemasukan dana sudah dikurangkan dari biaya operasi harian. Artinya kita sudah MAMPU UNTUK BERPRODUKSI UNTUK JANGKA WAKTU LEBIH LAMA

PROFIT: Nett / Bersih
Komponen pemasukan dana sudah dikurangkan SELURUH ELEMEN BIAYA. Artinya kita sudah MAMPU MENGGUNAKAN UANG INI UNTUK KEBUTUHAN LAIN – Investasi, ekspansi, keperluan pribadi, dll.

Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa OMSET masih memiliki ALOKASI YANG HARUS DIBERIKAN sehingga kita tidak bisa seenaknya menggunakan omset kita. Karena akan mengancam kelangsungan bisnis kita. Sedangkan PROFIT, kita bisa lakukan apapun yang kita mau dengan profit karena SUDAH TIDAK LAGI TERIKAT OLEH ALOKASI MAUPUN BIAYA LAIN. Karena iru Nett Profit juga sering disebut sebagai FREE CASH FLOW. Karena itu, tadi diawal artikel ini saya bilang bahwa PROFIT ADALAH NUTRISI dari perusahaan kita!

3 Faktor Utama Profit Mengecil

  1. Hidup dari promo/diskon – cost-of-sales tinggi
  2. Proses tidak efisien – biaya operating Tinggi 
    – Produktifitas rendah. 
    – ROMI tidak dimonitor dengan baik. 
    – Tidak ada riset pasar yang mendalam.
  3. Biaya Pajak dan Bunga tinggi – karena kredit macet/terlambat bayar

Efek Negatif ketika profit sedikit

  1. Kesulitan dalam pengembangan
    Karena profit sedikit, bisa diartikan bahwa FREE CASH FLOW juga sedikit, maka pengusaha tidak bisa leluasa dalam melakukan pengembangan – karena dana yang tidak banyak kemampuan menanggung resiko galal makin kecil atau cenderung menghindari mengambil resiko sama sekali
  2. Kesulitan mencari Investor
    Investor pada umumnya hanya memikirkan 1 hal, yakni RETURN ON INVESTMENT (ROI), dimana diambil dari profit yang dihasilkan. Jika profit sedikit, darimana kita bisa memberi penawaran yang menarik bagi investor?

Terimakasih sudah membaca whitepaper kami terkait “Omset atau Profit yang Lebih Besar?”. Masih banyak judul & kategori lain seputar dunia marketing yang bisa Anda akses di website kami. Apabila ada pertanyaan, Anda bisa menghubungi kami di http://wa.me/6287854234504

Sukses bersama SLC MARKETING, INC.

Share Via:

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn
Banner Vertical 600x840 Podcast

Artikel Lainnya:

12Cs Marketing Strategy for Family Business

Meningkatkan Kualitas Layanan: Menuju Kepuasan Pelanggan yang Berkesan

Menjadi SPESIALIS atau GENERALIS?