Oleh
Yovian adriansyah
Business Analyst, Specialized In Market Intelligence
SLC MARKETING, INC
Marketing adalah dunia yang sangat menarik. Setiap saat selalu menjanjikan tantangan baru bagi para pelakunya oleh sebab itu tak aneh jika ada orang yang mengkategorikan marketing sebagai seni bukan hanya sebatas ilmu pengetahuan karena juga membutuhkan kreatifitas dan wawasan bukan sekedar teori, perencanaan, analisis, dan disiplin. Marketing dimulai dari pemenuhan kebutuhan yang berkembang menjadi keinginan manusia.
Apa yang membuat dunia marketing menjadi dinamis? Jawabannya adalah perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan proses dan aktivitas yang dilakukan seseorang yang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian suatu produk atau layanan demi memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen itu sendiri.
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam buku Customer Behaviour ada 3 faktor yang mempengaruhi yaitu:
- Pengaruh lingkungan (Budaya, kelas sosial, situasi)
- Perbedaan dan pengaruh Individu (Keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, demografi)
- Psikologis (pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku)
Teknologi Informasi memiliki pengaruh yang besar dalam mengubah konstelasi pasar di dunia yang menyebabkan konsumen lebih pintar, kritis, dan demanding. Berkembangnya revolusi informasi diikuti oleh perkembangan dari revolusi digital. Pada tahun 1750-1850 terjadi perubahan besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, teknologi yang mana memberikan dampak dalam kondisi sosial, ekonomi, budaya di dunia.
Paradox sendiri dapat diartikan sebagai dua hal yang sepertinya bertentangan namun sesungguhnya saling melengkapi, bahkan saling memperkuat. Beberapa filosofi yang menginspirasi lahirnya paradox marketing adalah:
- Value Equation: benefit sebuah produk menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli
- Paradox Marketing: menjadi strategi unutk melahirkan produk berkonsep more for less and less for more
- Polarity Management: mengambil dari 2 kutub yang berlawanan
- Blue Ocean Strategy: menjadikan persaingan menjadikan tidak relefan
- Buyer as Seller: menjadikan konsumen sekaligus sebagai penjual melalui komunitas.
- Berpikir Mega: mengawali dari akhir. Mengajak agar berpikir secara mega, bukan macro, apalagi micro
Jadi secara singkat, paradox marketing adalah sebuah konsep marketing yang memanfaatkan popularitas 4P (product, price, place, promotion) yang saling berlawanan, sehingga menciptakan pendekatan yang tidak biasa untuk menciptakan hasil yang luar biasa.
Resensi disadur dari: Arief Yahya