Facebook Tag Pixel

Rahasia Produk Cepat Laku tanpa Boros Riset Produk

Apakah kamu tahu bahwa Hijab bisa dijual lebih mahal dengan tambahan value tertentu? Ternyata Nike dapat menjual produk mahal dan tetap laku karena mereka menyasar segmen tertentu. Walaupun memasang harga mahal, tetapi kebutuhan di pasar tinggi.

Lalu bagaimana cara meniru Langkah Nike ini? Apakah cara yang dilakukan Nike ini akan membutuhkan modal yang besar? Dan bagaimana cara menjamin agar produk ini dapat cepat laku dipasaran? Lakukan Design Thinking. Metode Design thinking menjadi sangat penting ketika kepuasan dan pengalaman konsumen menjadi salah satu kebutuhan yang diutamakan oleh perusahaan.

Design thinking adalah metode penyelesaian masalah yang berfokus pada pengalaman pengguna. Proses metode design thinking yang menggabungkan kebutuhan user dan pengguna menghasilkan desain suatu produk yang baik dalam sebuah bisnis dengan penyesuaian desain kebutuhan user dan pengalaman pengguna

Design Thinking merupakan proses berulang di mana kita berusaha memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan ulang masalah untuk mengidentifikasi strategi alternatif lain yang sebelumnya tidak tampak. Metode Design thinking menjadi sangat penting ketika kepuasan dan pengalaman konsumen menjadi salah satu kebutuhan yang diutamakan oleh perusahaan

Manfaat Design Thinking

  1. Memperoleh ROI (Return of Investment) yang besar
    Dalam sebuah artikel Forbes, perusahaan riset Forrester mengamati bahwa perusahaan- perusahaan yang sudah matang dalam mempraktikan Design Thinking mampu mencapai ROI sebesar 71% sampai 107% secara konsisten
  2. Memperoleh ROI (Return of Investment) yang besar
    Dengan Design Thinking dapat menurunkan risiko dan menghindari biaya kegagalan. Design Thinking mencegah kita untuk berinvestasi tinggi terhadap suatu solusi ketika ketidak pastian atau risikonya masih tinggi. Sebab dengan design thinking, membuat produk menjadi tervalidasi oleh konsumen sehingga potensi produk berhasil terjual dipasaran meningkat
  3. Meningkatkan engagement karyawan terhadap kesuksesan Perusahaan
    Peneliti dari University of Virginia pernah melakukan riset kualitatif terkait dampak implementasi Design Thinking terhadap karyawan dalam organisasi, dan salah satu dampak positif yang ditemukan adalah peningkatan engagement karyawan terhadap kesuksesan organisasi. Peningkatan engagement ini dikarenakanpraktik-praktik Design Thinking yang membuat karyawan lebih dekat dengan customer dan kualitas kerjasama antara karyawan.
  4. Dapat digunakan untuk memperoleh inovasi setiap waktu
    Dalam Design Thinking proses kreatif dan inovasimu tidak akan pernah berhenti. Kamu harus dapat mengubah produk dan ide-idemu ketika pasar mengalami perubahan. Dan karena pasar selalu berubah-ubah, maka inovasi produkmu tidak akan pernah berakhir

Menurut Mc Kinsey & Company, Perusahaan yang menerapkan design thinking memperoleh pertumbuhan penghasilan tahunan lebih besar daripada rata-rata industri lainnya

Mc Kinsey & Company – The Business Value of Design (2018)

Ternyata dengan Design Thinking memiliki efek yang sangat besar pada penjualan dan sering digunakan oleh Nike. Mari kembali ke Nike Pro Hijab. Mari kita melihat petualangan awal dari Nike Pro Hijab menjadi produk yang laris manis di pasar.

Pada tahun 2017, Nike pertama kalinya meluncurkan lini produk “performance hijab” untuk atlit wanita muslim. Nike melakukan pengembangan selama satu tahun dengan menggunakan design thinking, perusahaan menciptakan produk berdasarkan pengalaman dan rekomendasi atlit dunia.

Dalam pengembangan ini, Nike melakukan dengan cara mewawancarai atlit- atlit wanita muslimah papan atas yang berhijab. Nike mendapatkan wawasan bahwa hijab untuk para atlit harus memiliki bobot yang ringan, memiliki bahan yang lembut, tidak mudah lepas, dan bahannya memiliki sirkulasi udara yang baik

Selama proses pembuatannya Nike membuat prototype dan melakukan uji coba terhadap atlit- atlit tersebut dan akhirnya melahirkan sebuah Nike Pro Hijab berdasarkan rekomendasi para atlet.

Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Lyst, Nike Pro Hijab menduduki urutan ke-7 sebagai Hottest Fashion Item di dunia pada awal tahun 2019. Dengan produk yang baru dirilis pada tahun 2017/2018, Sebuah prestasi besar Nike Pro Hijab masuk pada Q1 2019 sebagai Hottest Item. Dilansir dari Lyst, masuknya produk hijab ke dalam daftar tersebut juga cukup mencengangkan.

Pada Lyst Index Q1 2019, disebutkan bahwa pencarian Nike Hijab Pro melonjak 125% setelah Decathlone menarik penjualan produk hijab olahraganya. Pemberitaan tersebut membuat media sosial Nike semakin populer yaitu meningkat sebanyak 4900%.Nike Pro Hijab pertama kali diluncurkan di tahun 2017. Kala itu, Nike mencuri perhatian karena menjadi brand olahraga dunia pertama yang merilis produk hijab.

Setelah sukses dengan inovasi ini, Nike kemudian mendorong penggunaan design thinking di area bisnis lainnya. Tujuannya adalah untuk lebih memahami perilaku manusia (human centered) yang mendorong inovasi sehingga muncul ide-ide baru yang bisa ditindaklanjuti dan sudah tentu menguntungkan bagi bisnis.

Lalu bagaimana cara menerapkan Design Thinking pada Bisnis Anda? Dalam design thinking, terdapat 5 tahapan yang harus diikuti, yaitu :

  1. Empathise
    Langkah pertama dalam proses design thinking adalah berempati terhadap custumer. Proses ini bisa dilakukan dengan mewawancarai mereka secara “langsung”. Seperti yang telah dilakukan Nike, Nike mewawancarai atlit dunia mengenai permasalahan mereka yaitu berkaitan dengan hijab yang dikenakan selama melakukan aktivitas olahraga masing- masing atlit. Tanyakan dengan mendetail dan mendalam, perihal kesulitan dan masalah yang mereka alami. Lihat permasalahan itu dari sudut pandang mereka, dan coba bayangkan jika kamu menjadi mereka. Proses ini harus menjawab siapa sebenarnya orang-orang yang memiliki masalah tersebut. Kenali mereka secara mendalam sampai dengan karakteristiknya. Pelajari apa sebenarnya masalah-masalah yang mereka hadapi. Semakin banyak customer yang diwawancarai semakin baik. Kami merekomendasikan agar minimal kamu dapat mewawancarai minimal 50 customer, sehingga data permasalahan customer yang didapatkan lebih banyak dan lebih valid.
  2. Define
    Setelah melakukan tahap empati dan mengumpulkan informasi mengenai masalah yang dihadapi, mulailah untuk mendefinisikan apa yang sebenarnya mereka butuhkan dari masalah itu. Dari banyaknya orang yang diwawancarai, perhatikan apa kesamaan dari apa yang mereka semua ungkapkan. Buat sebuah kesimpulan atau statement yang bisa merangkum apa sebenarnya masalah utama mereka. ari beberapa statement masalah utama yang telah dikerucutkan, kamu dapat membuat survey melalui Google Form untuk dikirim kembali ke konsumen. Survey Google Form ini bertujuan untuk mengkonfirmasi kembali mana masalah yang paling sering dialami konsumen, sehingga kamu bisa mengetahui masalah mana saja yang paling “ditekankan” oleh konsumen. Berdasarkan hasil survey ini, kamu dapat mengerucutkan produkmu akan FOKUS menyelesaikan masalah mana terlebih dahulu.
  3. Ideate
    Setelah berhasil merangkum masalah mereka, kini fokus kamu adalah untuk melahirkan ide-ide yang bisa memecahkan masalah itu. Ya, idenya lebih dari satu. Jangan takut, ide-ide itu tidak harus sempurna. Ide-ide yang dilahirkan sebaiknya unik dan jangan ragu untuk menggunakan imajinasimu. Ada baiknya kamu buat sketsa gambar mengenai solusi atau ide apapun yang muncul untuk menyelesaikan masalah itu.
  4. Prototype
    Setelah melahirkan banyak ide, kini giliran kamu untuk menyaringnya. Lihat mana ide-ide yang benar-benar cocok dengan situasi nyata kehidupan. Tidak usah takut untuk mengkombinasikan ide baru kamu dengan ide yang sudah pernah dirumuskan oleh orang lain sebelumnya. Kamu juga bisa menggabungkan dua atau lebih ide yang telah kamu rumuskan, dan buat solusi final beserta sketsanya. Setelahnya, buat prototype sederhana dari solusi atau ide inovatif tersebut. Prototype harus bisa digunakan atau dites
  5. Test
    Tahap terakhir adalah mengetes prototype yang sudah kamu buat. Tes prototype itu kepada customer yang sebelumnya sudah kamu interview di tahap pertama. Lihat apakah prototipe itu benar-benar berhasil memecahkan atau membantu masalah mereka. Jangan minder bila prototype kamu gagal dalam menyelesaikan masalah mereka. Dengar apa kritik dan saran dari mereka tentang prototype itu, kemudian mundur ke langkah sebelumnya, dan cari lagi solusi yang lebih baik. Lakukan terus hingga prototype benar-benar berhasil dan menyelesaikan masalah secara nyata.

Berikut gambaran alur proses Design Thinking berjalan :
Emphatize -> Define -> Ideate -> Prototype -> Test lalu pengulangan kembali ke proses sebelumnya hingga menemukan hasil prototype terbaik yang diterima oleh customer dan kemudian akan diimplementasikan ke pasar

KESIMPULAN

Design Thinking merupakan metode yang sering digunakan diperusahaan- perusahan raksasa yang telah terbukti dapat meningkatkan penghasilan tahunan lebih besar daripada rata-rata industry lainnya. Design Thinking dapat mengurangi biaya dan risiko kegagalan secara signifikan. Design Thinking juga dapat membuat bisnismu memperoleh Return of Investment(ROI) yang lebih besar karena produk dari masalah konsumen telah tervalidasi dan solusi yang diberikan telah sesuai dengan kondisi kebutuhan konsumen. Lakukan pengulangan kembali ke proses sebelumnya hingga memperolehprototype terbaik yang kemudian akan diimplementasikan ke pasar.

Terimakasih sudah membaca whitepaper kami terkait “Rahasia Produk Cepat Laku tanpa Boros Riset Produk”. Masih banyak judul & kategori lain seputar dunia marketing yang bisa Anda akses di website kami https://slcmarketinginc.com/whitepaper/. Apabila ada pertanyaan, Anda bisa menghubungi kami di http://wa.me/6287854234504

Sukses bersama SLC MARKETING, INC.

Share Via:

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn
Banner Vertical 600x840 Podcast

Artikel Lainnya:

7 Metrik Terpenting dalam Marketing

Inspeksi Internal Service Pelanggan Karyawan Anda – Mystery Guest Solusinya!

7 Rahasia Memikat Pelanggan Setia