PENGUKURAN DAN ANALISIS KEUANGAN SALURAN DISTRIBUSI
Oleh:
Stefanus Yulianto Cahyono
Business Analyst, specialized in Management Information System
SLC MARKETING, INC.
Sebuah perusahaan manufaktur tidak akan bisa berjalan tanpa adanya distribusi yang baik. Produk yang dihasilkan perusahaan tersebut tidak akan bisa didistribusikan atau disebarkan ke pasar tanpa adanya distribusi. Dapat dibayangkan apabila suatu produk yang dihasilkan tidak dapat didistribusikan atau tidak terdistribusi secara merata, maka akan membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan produk itu. Kebanyakan cara yang digunakan oleh perusahaan manufaktur yang sedang berkembang adalah memanfaatkan peran agen dan distributor untuk penyebaran produk mereka.
Ada dua jenis kegiatan untuk mengurangi resiko pendistribusian, yaitu dengan single-distribution atau multi-distribution. Kedua-duanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, multi-distribution memiliki kelebihan dalam kecepatan distribusi karena memiliki banyak agen dalam prosesnya, kelemahannya adalah hal ini dapat menimbulkan konfilk antar sesama agen/distributor. Sementara single-distribution memiliki kelebihan dalam pengawasan kegiatan pendistribusian, kelemahannya adalah proses pemerataan pendistribusian menjadi terbatas.
Salah satu yang dibahas di dalam buku ini juga dibahas mengenai beberapa faktor yang membatasi pendistribusian secara langsung dari produsen ke end-user, antara lain:
- Geographical Gap. Gap ini terjadi karena ada perbedaan letak geografis (lokasi, jarak, tempat) antara produsen dan end-user Semakin jauh jarak antara end-user dan produsen, maka peranan distributor menjadi semakin penting.
- Time Gap: Gap ini terjadi karena jarak waktu yang disebabkan perbedaan waktu produksi dengan kebutuhan konsumsi dalam jumlah besar dan menimbulkan pentingnya nilai time utility.
- Quantity Gap: Gap ini terjadi karena jumlah produksi yang lebih besar akan lebih efisien biaya per unitnya dibandingkan dengan produksi dengan quantity Hal ini juga dapat menimbulkan variety gap di mana pihak produsen memproduksi suatu variasi produk tertentu dalam jumlah besar tapi kenyataannya kebutuhan konsumen lebih kecil jumlahnya. Kedua hal ini menimbulkan pentingnya form utility.
- Communication and Information Gap. Perbedaan informasi dan komunikasi yang berbeda akan terjadi antara produsen dan konsumen. Produsen tidak mengetahui produk yang paling dibutuhkan konsumen dan juga tidak mengetahui konsumen mana yang paling potensial. Hal ini menimbulkan pentingnya nilai possession utility.
Buku Sistem Operasional Manajemen Distribusi ini menguraikan secara padat dan ringkas mengenai kegiatan operasional pendistribusian sebagai berikut:
- Manajemen Distribusi, membahas pengertian, fungsi, keunggulan, dan hambatan yang dialami saluran distribusi.
- Saluran Distribusi, menguraikan jenis-jenis saluran distribusi yang dapat dipergunakan secara tradisional dan modern, perilaku konsumen dalam distribusi, sistem distribusi lama dan baru, serta permasalahan dalam saluran distribusi.
- Perencanaan Manajemen Distribusi, menguraikan mengenai pelayanan konsumen, perencanaan dan evaluasi saluran distribusi, manajemen distribusi yang terintegrasi, dan faktor keberhasilan dalam manajemen distribusi.
- Kebijakan dan Strategi Saluran Distribusi, menerangkan strategi yang diterapkan dalam saluran ditribusi.
- Membangun Sistem Manajemen Distribusi, menjelaskan model perusahaan distribusi, pedoman dan prosedur pelaksanaan kerja distribusi, dan jenis laporan dalam saluran distribusi
- Pengukuran dan Analisis Keuangan Saluran Distribusi, yakni memberikan pengukuran beserta analisis yang berkaitan dengan kegiatan operasional pendistribusian.
Pembahasan dari buku ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca mengenai kegiatan operasional distribusi beserta pengukurannya. Buku yang dapat menjadi tambahan ilmu bagi para pelaku bisnis terutama pada perusahaan yang mempunyai kegiatan distribusi dan bagi para pemula yang ingin mendalami tentang dunia distribusi dalam bisnis. Buku ini tidak hanya mengajarkan teori saja, melainkan juga sistem distribusi manajemen dari studi kasus perusahaan-perusahaan yang terkenal dan memiliki sistem pendistribusian yang cukup kompleks dan dapat dijadikan pelajaran untuk perusahaan milik para pembaca buku ini. Perusahaan besar yang dibahas di buku ini adalah PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Unilever Indonesia, PT. Mayora Indah, dan PT. Garudafood. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki keunggulan dan keunikan masing-masing dalam penanganan dan penyelesaian masalah yang terjadi di perusahaan mereka.
Buku ini dengan gaya dan bahasa penulisan yang lebih teknis dibanding dengan buku lainnya, walaupun buku ini sedikit lebih berat karena membahas dari alur distribusi, jenis dan sistem pendistribusian, perancangan sistem distribusi, hingga forecast analisis keuangan untuk alur distribusi tersebut, tetapi buku ini cukup membantu bagi para pelaku bisnis terutama yang akan memulai dalam bidang manufacturing.
Disadur dari: “Sistem Operasional Manajemen Distribusi” oleh Mikael Hang Suryanto S.E., M.M.