PENDAHULUAN
Meski sebagian dari kita bekerja sebagai karyawan, bukan berarti pola pikir, sikap serta tindakan kita tidak bisa mengadopsi sikap dan perilaku entrepreneur atau wirausahawan. Jangan diartikan entrepreneur itu cuma terkait dengan urusan dagang alias wiraswasta atau pebisnis saja. Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki gaya hidup siap menerima segala risiko akan tindakan kreatif yang dilakukannya demi mencapai keadaan yang lebih baik.
Menjadi karyawan yang bisa bekerja dengan cara tidak dibatasi jam dan hari kerja merupakan poin pertama dan terpenting agar bisa membentuk pola pikirnya bukan lagi seorang karyawan, melainkan pola pikir seorang entrepreneur. Bahkan PNS (pegawai negeri sipil) pun bisa saja demikian, contohnya teman saya yang harus bersiap-siap menemui kepala dinas sebuah instansi pada jam 6 pagi di kantornya untuk minta tanda tangan SK. Harus pagi-pagi ke kantornya karena setelah itu sang pimpinan harus ke bandara untuk terbang ke Jakarta. Yang pulang setelah jam 4 sore bukan berarti bisa bersantai-santai dengan keluarga di rumah. Kalau pas ada tamu yang datang, malamnya dia harus jemput tamu di hotel dan menemani makan malam dan jalan-jalan. Karyawan yang berpola pikir dan bersikap seperti entrepreneur tidak akan sering mengeluh kalau dapat tugas seperti itu.
PERFECTION IS ACHIEVED NOT WHEN THERE IS NOTHING MORE TO ADD, BUT WHEN THERE IS NOTHING LEFT TO TAKE AWAY.
Mereka yang memiliki pola pikir seorang entrepreneur juga tidak mudah terlena di zona nyaman. Zona nyaman itu maksudnya mudah merasa puas pada satu kondisi pekerjaan. Tidak ingin mengubah dirinya agar bekerja lebih produktif, lebih efisien atau bagaimana agar kinerja di tempat kerjanya meningkat. Karyawan yang terlena berada di zona nyaman cenderung agak sensitif dengan perubahan yang mengarah pada perbaikan kinerja. Dia bisa saja berprinsip dari dulu sudah jalan seperti ini, kenapa harus diubah lagi?
Selalu berkeinginan belajar dari buaian masih ketika kanak-kanak hingga sampai mau ke liang lahat sekalipun saat usia senja adalah ciri khas seorang entrepreneur sejati. Sebuah perumpamaan yang sangat bagus, termasuk bagi seorang karyawan. Belajar bukan lagi sebuah kewajban apalagi keterpaksaan bagi karyawan yang bermental entrepreneur. Tanpa diminta atau disuruh oleh pihak lain, dia memotivasi dirinya agar senantiasa mengikuti perkembangan dan belajar hal-hal baru.
OUR ADVANTAGES
Tidak hanya belajar bidang yang terkait dengan pekerjaannya, namun juga keterampilan lain yang dapat mengembangkan potensi dirinya. Belajar tak hanya dapat dilakukan dengan mengikuti diklat, workshop, seminar atau training. Dengan bantuan internet, karyawan bisa saja belajar kapan pun waktunya secara otodidak. Belajar seperti ini yang tidak akan cepat hilang atau lupa, karena dasarnya adalah kecintaan terhadap apa yang dipelajari.Salah satu pola pikir dan sikap seorang entrepreneur adalah berusaha melayani orang lain dengan sebaik-baiknya. Orang lain itu bisa pelanggan, klien, pembeli, konsumen, atasannya sendiri di kantor atau masyarakat sekitar. Mereka tidak hanya bekerja untuk mengejar jabatan, kedudukan dan kekayaan, seorang yang bermental entrepreneur akan mengutamakan kepuasan orang lain sebagai kriteria keberhasilannya. Jiwa melayani orang lain dengan sepenuh hati dan (bukan melayani sepenuh gaji) akan menjadikannya sebagai karyawan yang sosoknya selalu dinanti.