Facebook Tag Pixel

KARAKTERISTIK ‘5C’ STUPID MARKETER

By : Stupid Thinkers

Seorang yang mengaku dirinya Jenius biasanya tidak mau lagi belajar, apalagi mendengar saran atau pendapat orang lain. Akibatnya, kemampuan yang dimiliki sekarang tidak mengalami perkembangan dari luar, yang mana sangat kontradiksi dengan kebutuhan pasar yang selalu dinamis. Hal ini terjadi pada perusahaan yang dulu kita kenal sebagai perusahaan yang punya track record bagus, namun saat ini ada di ambang kehancuran, mengapa? Karena mulai ditinggal perlahan-lahan oleh konsumennya.

Sebut saja Blackberry, penguasa pasar smartphone di Indonesia, yang mana hampir setiap orang memilikinya. Bahkan, jika kita baru berkenalan dengan seseorang, setelah kita ditanya nama oleh mereka, biasanya pertanyaan kedua yang muncul adalah “Punya pin BB?”. Sungguh tragis memang, menurut data penjualan per Agustus 2013 lalu, setidaknya ada15 juta pengguna BB yang nasibnya tidak jelas tahun depan mau dikemanakan. Sering error dan pesan yang lambat terkirimnya adalah sesuatu yang sudah biasa dirasakan oleh pelanggan BB. Sehingga jika ada pengguna BB yang membeli smartphone lain berbasis Android, mereka senangnya bukan main, lalu meninggalkan BB-nya dengan tidak lupa melakukan farewell broadcast dengan kalimat “Goodbye Blackberry, I’m no longer use Blackberry anymore, please reach me…”

Tentu Anda tidak mau perusahaan yang Anda pimpin memiliki nasib yang sama dengan BB bukan? Nah, satu-satunya cara untuk terus eksis di pasar adalah menjadi marketer yang selalu merasa dirinya STUPID. Menjadi marketer yang terus belajar terhadap perkembangan pasar, khususnya terhadap komplain dari pelanggan dan kemajuan kompetitor. Dengan demikian, perusahaan Anda akan terus berevolusi menuju kesuksesan demi kesuksesan.

Bagaimana menjadi seorang Marketer yang STUPID ?

  1. Setidaknya ada 5C yang harus dimiliki STUPID ‘C’ yang pertama adalah CURIOUS. Selalu ingin tahu adalah sesuatu yang baik dimiliki oleh Anda yang tidak mau berhenti untuk belajar. Keingintahuan ini tidak ditujukan hanya pada hal-hal yang baru, namun juga ingin tahu pada keadaan yang Anda alami saat ini. Kenapa omset saya turun? Kenapa Pak Andi tidak beli produk saya lagi? Kenapa Pak Budi sekarang membeli produk saya lebih sedikit dari biasanya? Dan seterusnya. Mengutip pernyataan Albert Einstein “I have no special talent, I am only passionately curious”. Bahkan orang sekelas Albert Einstein pun merasa dirinya tidak jenius, melainkan cuma punya keingintahuan yang besar saja untuk dapat berhasil. Bagaimana dengan Tim Marketing dalam perusahaan Anda? Apakah sudah CURIOUS?
  2. Karakteristik kedua seorang STUPID Marketer adalah Berpikir Kritis (Critical). Mengapa para Marketer perlu berpikir kritis? Jika Anda sudah tahu apa penyebab omset penjualan turun, mengapa kompetitor lebih sukses, tapi Anda tidak mengambil tindakan untuk menginvestigasinya lebih lanjut, maka Anda belum berpikir Kritis. “C” kedua ini sangat penting dilakukan karena rasa selalu ingin tahu (Curious) tanpa disertai cara berpikir kritis maka Anda tak ubahnya seperti anak kecil yang hanya menerima apapun tanpa bertanya mengapa ini bisa terjadi? Mengutip pernyataan Aristoteles “It is the mark of an educated mind to be able to entertain a thought without accepting it” yang artinya kita tidak boleh mudah menerima fakta begitu saja tanpa mempertanyakannya.
  • Beberapa hal yang bisa dilakukan STUPID Marketer untuk menjadi Critical adalah sbb:

1. Tidak mudah percaya

Bukan maksudnya bersikap skeptis dan akhirnya Anda dibenci banyak orang karena selalu ngotot dan maunya menang sendiri. Tapi jadilah ‘wise’ di setiap ada sesuatu hal yang menurut Anda tidak masuk akal dan sebenarnya ada peluang yang masih bisa diperbaiki ke depannya.

2. Mencari data dan fakta pembanding

Data yang Anda dapat sebelumnya masih berupa potongan puzzle dari gambaran utuh, cobalah cari potongan puzzle lainnya dari sumber yang berbeda. Semakin banyak data, semakin banyak pula insight yang bisa diambil.

3. Minta pendapat orang lain

Coba keluar dari sepatu Anda, berdirilah di atas sepatu orang lain. Jangan malu bertanya dan minta pendapat orang lain atas temuan yang Anda peroleh. Bisa jadi mereka memberikan pandangan yang belum pernah Anda pikirkan sebelumnya.

Edward de Bono, seorang pakar Critical Thinking mengatakan bahwa manusia harus berpikir Lateral, artinya selalu dengan sengaja untuk berpikir Out of The Box setiap saat, menemukan solusi dengan cara yang berbeda dari biasanya. Sebelum Anda mulai melangkah ke ‘C’ ketiga yakni Creative, pastikan Anda sudah Berpikir Kritis, dan terus berpikirlah!

Berani tampil BEDA… Berani KREATIF!

3. Karakteristik STUPID Marketer yang ketiga adalah Creative. Tidak perlu takut salah melangkah, menjadi kreatif memang harus berani tampil beda dari mainstream. Saat Anda memutuskan untuk menjadi kreatif maka konsekuensi yang akan Anda terima adalah Anda dianggap nyleneh dan edan oleh orang lain. Ya, itu memang di awal saja, tapi coba lihat saat ide Anda mulai dikenal dan diterima pasar, Anda akan dicap sebagai orang yang Jenius! Luar biasa bukan.

Creative (kreatif) berasalah dari kata Creation (ciptaan), atau Create (mencipta), jadi kuncinya adalah ada tindakan untuk menjadikan sesuatu yang belum pernah ada untuk menjadi ada. Sebelum Anda berkreasi untuk membuat produk baru atau sekedar membuat ide promosi yang kreatif, beranilah untuk berimajinasi! Seperti kata George Bernard Shaw, seorang Filsuf dan Ekonom asal Irlandia, satu-satunya orang yang mendapat Nobel dan Piala Oscar sekaligus, “You imagine what you desire, you will what you imagine, and at last, you create what you will”. Imajinasikan apa yang Anda inginkan, lakukanlah, dan akhirnya lihatlah Anda telah berhasil menciptakannya.

Jadi, sekarang pilihan ada di tangan Anda, setelah Anda punya keingintahuan besar (Curious), lalu Anda melakukan investigasi, mencari data dan fakta pendukung (Critical), kemudian Anda tidak berani berkreasi untuk membuat sesuatu yang baru, maka Anda bukanlah tipe STUPID Marketer yang ideal. Mengapa dikatakan STUPID? Karena “only STUPID Marketers keep learning!” Kreasi yang Anda buat tidak harus sempurna, asalkan Anda sudah menjadi Curious dan Critical, maka niscaya kreatifitas yang Anda lakukan peluang berhasilnya akan semakin besar.

Bagaimana agar kreativitas bisa Anda terapkan untuk meningkatkan Marketing Performance perusahaan Anda? Setidaknya ada 3 pendekatan yang bisa Anda coba:

  1. Product

Coba buatlah produk yang unik, bagi Anda yang bergerak di bidang consumer goods, Anda bisa mulai dari sisi packaging yang didesain seunik mungkin.

  1. Brand

Jika Anda bergerak di bidang jasa, cobalah ganti nama produk jasa Anda dengan nama yang lebih menjual dan mengena ke konsumen. Ingat Anda telah melalui proses Curious dan Critical, jadi Anda sudah mengerti apa sesungguhnya anxiety dan desire mereka.

  1. Customer

Coba buat promo-promo menarik yang low budget, high impact bagi pelanggan Anda. Pikirkan metode kampanye apa yang sekiranya dapat membuat pelanggan Anda terkesan dan mengingat Anda lebih baik dari sebelumnya.

4. If everyone is moving forward together, then success takes care of itself (Henry Ford). Kerjasama dengan orang lain adalah kunci kesuksesan seorang STUPID Marketer, atau kita sebut karakteristik “C” keempat, yakni Cooperate. Kerjasama dibutuhkan untuk meminimalkan risiko. Jika Anda adalah seorang yang ingin maju dengan cepat dan mau risiko gagal dalam bisnis menjadi kecil, maka kerjasama (cooperate) adalah mutlak untuk dilakukan.

Sebenarnya ada 2 pilihan yang bisa Anda ambil dalam bisnis, pertama adalah menjadi “The King”, yakni Anda menjadi penguasa pasar untuk satu jenis produk itu saja, namun sampai suatu titik, Anda hanya akan berada di level itu, tidak ada pertumbuhan lagi, karena captive market Anda sudah habis. Atau Anda ambil pilihan kedua, yakni menjadi “The Rich” yang mana Anda tidak mempedulikan apakah produk saya nanti akan di-copy paste orang lain, atau harga produk saya akan tertekan, dsb. Namun di satu sisi, saat Anda memutuskan menjadi “The Rich” maka peluang kerjasama dari berbagai pihak akan terbuka lebar, seperti kerjasama dengan distributor, retailer, pemerintah, atau bahkan kompetitor sekalipun. Fokus Anda tidak mendirikan kerajaan bisnis sendiri, melainkan pada berbagi keuntungan dengan banyak pihak, dan pastinya Anda akan lebih cepat kaya dibanding menjadi “The King”.

Beberapa model kerjasama yang bisa Anda lakukan adalah sbb:

  1. Joint Venture

Kerjasama ini bisa Anda lakukan jika Anda temukan partner yang benar-benar click dengan Anda. Karena sifat kepemilikan adalah milik bersama, maka pastikan Anda dan partner Anda punya kekuatan dan kelemahan yang saling melengkapi dan menutupi satu sama lain. Misal Anda punya ide, partner yang punya modal. Atau partner Anda punya sistem, Anda yang punya tempat usaha, dsb.

  1. Agency/Distributorship

Jenis kerjasama ini lebih cocok jika Anda sudah memiliki produk barang atau jasa yang kualitas dan sistemnya sudah teruji. Anda ingin melakukan penetrasi pasar di lokasi geografis yang Anda belum kenal, oleh sebab itu Anda ajak partner yang mengenal dengan baik lokasi dan perilaku konsumen di sana. Sifat kepemilikan tidak sepenuhnya milik partner Anda, karena masih ada bantuan modal dan teknis operasional yang Anda berikan ke partner Anda tersebut.

      3. Franchise

Sifat kepemilikan kerjasama jenis ini adalah 100% milik partner yang membeli waralaba (franchise) usaha Anda. Keberhasilan atau kegagalan bisnis ditanggung 100% oleh franchisee. Anda hanya memberikan bantuan pelatihan SDM dan sistem operasional saja, selebihnya mengenai permodalan, dan infrastruktur lain adalah tanggung jawab franchisee.

5. Tibalah kita di karakteristik ‘C’ yang terakhir dari STUPID Marketer, yakni Credible. Menjadi orang yang dapat diandalkan dan dipercaya setiap saat memang terdengar klise, namun ini sesungguhnya yang dicari semua orang yang ada di sekitar kita, baik konsumen, partner, karyawan, bahkan keluarga kita. Ada pepatah mengatakan “Nila setitik, rusak susu sebelanga” yang artinya kesalahan kecil yang kita buat dalam sehari akan merusak kepercayaan yang telah kita bangun selama bertahun-tahun. Hal ini tentu tidak mau Anda alami bukan?

Bagaimana cara membangun kepercayaan, khususnya terkait ide pemasaran yang kita jalankan? Walau ide kita sudah dibuat berdasarkan 4 langkah ‘C’ sebelumnya, yakni curious, critical, creative dan cooperate, namun jika kita menjalankan ide tersebutdengan tidak sungguh-sungguh, dan asal-asalan maka pondasi yang telah kita bangun sebelumnya akan runtuh dengan cepat. Mengutip pernyataan Robin Sharma, penulis buku terlaris The Monk who Sold His Ferrari, yaitu“When you don’t keep your word, you lose credibility”.

Kredibilitas Anda sebagai STUPID Marketer dapat tercipta dengan cara sbb:

  1. Berintegritas

“Always Talk the Walk, and then Walk the Talk”. Jadilah pribadi yang bisa menjalankan apa yang telah Anda katakan sendiri, baik kepada konsumen, partner bisnis, dan karyawan Anda. Integritas adalah langkah awal Anda untuk membangun kredibilitas.

  1. Profesional

Menjadi profesional artinya Anda benar-benar mengerti apa yang harus Anda lakukan untuk terus membuat bisnis Anda berkembang. Day to day activities yang Anda lakukan selalu bertujuan untuk membuat semua konsumen lebih puas dan lebih loyal dari sebelumnya.

  1. Transparan

Selalu katakan ‘ya’ jika memang ‘ya’, dan katakan ‘tidak’ jika memang ‘tidak’. Komunikasi yang jelas tanpa ditutupi dengan maksud lainnya akan membuat konsumen semakin yakin dengan Anda. Ekspektasi mereka pun tidak melebihi dari apa yang Anda janjikan. Jangan sampai membuat reputasi Anda jatuh dengan melakukan over promise, under deliver.

Demikian seri karakteristik ‘5C’ STUPID Marketer, dari semua yang telah Anda pelajari dari part 1 hingga 5, setujukah Anda dengan saya bahwa STUPID Marketer itu ternyata Jenius?

 

NB: STUPID adalah akronim dari Searching opportunity, Theoretical research, Utilize idea, Penetrate market, Incredible result, Do review.

 

Share Via:

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn
Banner Vertical 600x840 Podcast

Artikel Lainnya:

7 Metrik Terpenting dalam Marketing

Inspeksi Internal Service Pelanggan Karyawan Anda – Mystery Guest Solusinya!

7 Rahasia Memikat Pelanggan Setia