
Successful Succession Creating the NEXT-GEN Family Business
Written by: Gregorius satrio
Business Analyst, Specialized in People Development
Anak-anak sudah dewasa?
Bingung untuk melanjutkan bisnis sendiri?
Mungkin sudah waktunya untuk Anda melakukan SUKSESI!

Apa itu Suksesi?
Secara sederhana, Suksesi adalah sebuah proses peralihan (kekuasaan/harta/jabatan) kepada penerus yang sudah ditentukan.


Tujuan Suksesi Bisnis
Agar bisnis tetap relevan – mengikuti perkembangan jaman
Jaman akan selalu berubah, Nothing lasts forever. Apalagi dalam era disrupsi ini, Satu satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian. Dunia bisnis memanglah dinamis dan akan selalu menjadi dinamis. Diharapkan suksesi ini dapat membawa perspektif dan pola pikir baru yang tentunya kita butuhkan dalam menghadapi tantangan dimasa mendatang.
Menjaga keberlanjutan usaha dimasa mendatang
Setiap orang pasti akan merasa Lelah dan butuh istirahat. Demikian juga pemilik bisnis, tidaklah mungkin pemilik bisnis dapat terus menerus mengurusi bisninya. Akan tiba saatnya dimana ia Harus “pensiun”. Sehingga dibutuhkan adanya orang lain yang menggantikan posisinya agar bisnisnya tetap beroperasi.
Mengembangkan bisnis menjadi lebih baik
Dengan adanya orang orang baru dalam usaha ini, kesempatan bagi bisnis ini untuk berkembang semakin meningkat. Maka dengan dilakukannya suksesi, sebuah bisnis dapat menjadi berkembang baik dalam sisi efisiensi maupun efektifitas model bisnis.
Next-Gen family business should be…

Mampu Berkolaborasi dengan Efektif
Kolaborasi memang bukanlah hal baru dalam hal bisnis, terutama dalam Family Business – dimana dalam konsep ini relationship bermain peran penting dalam melancarkan operasinya. Saat inipun, Kolaborasi masih memegang peran penting dalam ekosistem bisnis yang terus berkembang. Namun, perlu diingat bahwa pihak yang terlibat akan jauh lebih banyak dan sifat kerjasama diantara pihak yang terlibat dapat beragam – tidak bisa disamakan dengan model-model yang konvensional.
Dalam era digital ini, kegiatan kolaborasi adalah sesuatu yang wajib. Karena bisnis dituntut untuk semakin efisien dan menekankan pada Value Creation Process, Dimana bisnis cenderung berfokus pada core competention-nya saja.
Benefit of Collaboration



Source: Deloitte Analysis – 2018
Berdasarkan survey oleh Deloitte International pada tahun 2018 yang membahas tentang eksistensi Family Business di era Digital, 40% responden menyatakan bahwa dapat meningkatkan Efficiency of Scale.
Means of Collaboration



Source: Deloitte Analysis – 2018
Berdasarkan survey oleh Deloitte International pada tahun 2018 yang membahas tentang eksistensi Family Business di era Digital, 46% responden menyatakan bahwa akuisisi adalah metode kolaborasi yang paling menguntungkan.
Next-Gen family business should be…
Mampu menggunakan assetnya untuk berinovasi
Dulu, Family Business sering diasosiasikan dengan sebuah bisnis yang “konservatif” Atau tidak mau ambil resiko dengan ide baru (baca: berinovasi). Namun belakangan ini hal ini sudah mulai berubah. Dalam survey Deloitte tahun 2016, Family business adalah model bisnis kedua yang paling inovatif dan diprediksi dapat berinovasi lebih cepat dibandingkan model bisnis lainya
Di era digital dengan kemajuan teknologi yang pesat, berinovasi akan lebih mudah bila dilakukan secara Bersama – berkolaborasi. Setiap kolabolator dapat menyumbangkan assetnya untuk mengembangkan produk & Jasanya. Asset dalam konteks ini dapat diartikan sangat luas. Customer-pun dapat dijadikan sebagai “asset” karena dapat memberikan informasi yang tepat guna dalam mengembangkan produk & jasa.

Next-Gen family business should be…

Mampu memanfaatkan teknologi secara efektif
Di era digital ini, teknologi adalah salah satu faktor yang dapat memberikan keuntungan besar dalam berinovasi. Dengan teknologi, pintuk ke inovasi dapat terbuka dengan dengan lebar. Pada survey Deloitte international tahun 2018, Terdapat 5 peran utama teknologi dalam inovasi yaitu: meningkatkan process, mengurangi biaya, membuat sumber pendapatan baru, membuat model bisnis baru, menarik talent baru.
Dalam survey juga tersirat peluang yang cukup besar untuk berinovasi disegi teknologi. Kurang dari 50% Family Business yang menerapkan teknologi dalam operasinya – peluang untuk outcompete dan mengusasi pasar masih terbuka lebar.
Technology usage in Family Business
Challenges in Succession

External Knowledge & Experience Extraction
Salah satu manfaat yang didapat dari proses suksesi adalah sudut pandang atau pola pikir baru, tentunya ini memerlukan kontribusi dari faktor eksternal. Tantangan yang muncul dari kondisi ini adalah bagaimana Family business mampu melihat membaca dan mengaplikasikannya pada proses bisnis mereka. Hal ini menjadi tantangan karena nature Family business yang cenderung tertutup pada pandangan sang Owner, belum lagi Trust issues yang terjadi dalam internal Perusahaan.
Non-Family member Involvement
Sebelumnya sempat disinggung mengenai faktor Eksternal dan Trust Issues, Dalam sub-topik ini akan saya singgung lebih lanjut. Salah satu ciri Khas Family Business adalah Mendahulukan Keluarga – anggota keluarga dapat dipastikan akan mendapat posisi dalam perusahaan. Masalahnya, apakah mereka kompeten? Atau hanya pelumas agar tidak terjadi pertikaian? Perlu diingat bahwa suksesi tidak hanya masalah pemindahan kekuasaan / jabatan, tapi juga soal bagaimana nasib perusahaan dimasa depan.


Managing transition process
Dalam sub topik ini, masih akan saya singgung peran vital keluarga inti dalam Family Business. Diperlukan relasi yang kohesif dan professional untuk dapat melakukan proses transisi dengan mulus dan lancar. Yang paling penting adalag kemauan mengorbankan ego demi tujuan yang lebih besar. Proses transisi seringkali terhambat karena bingung memutuskan anak siapa yang menempati jabatan, atau mungkin apakah menempatkan orang luar untuk menempati jabatan dalam top management / direksi.
Technology based development
Di era digital ini, apasih yang tidak membahas soal teknologi dan automasi? Hampir tidak ada! Maka Family Business dalam melakukan suksesi juga harus disertai dengan penerimaan akan teknologi. Memang, istilah dan konsep tentang teknologi tidak mudah untuk dipahami. Disitulah Peran penerus anda – yang dipastikan adalah Millennial. Orang-orang ini hidup dan dibesarkan bersama dengan teknologi, inilah dunia mereka. Bersama dengan Millennial, teknologi akan membuat Family Business anda berkembang pesat.

How do we conduct Succession?
Key to Successful Succession
Openness to risk – young generation like to “take” risks
Setiap generasi yang muncul dikenal memiliki toleransi berbeda terhadap risiko. Faktanya, 51% dari responden milenial berniat untuk mengambil lebih banyak risiko daripada pendahulunya. Ini karena mereka melihat hubungan di antara keduanya pengambilan risiko dan nilai bisnis, bukan untuk menyebutkan mereka lebih muda, tinggal di rumah lebih lama dan tahu mereka mendapat dukungan keluarga jika diperlukan.
Padahal, kita lihat hampir kebalikannya di Gen X’er. Sering mereka lebih peduli tentang pelestarian modal, daripada menambahkan elemen apa pun risiko. Generasi ini sedang membangun keluarga dan merenungkan jika ada cukup pendapatan dan modal untuk mendukung semakin banyak. Maka, untuk melakukan suksesi secara lancar, dibutuhkan kepercayaan dan mindset yang terbuka terhadap resiko.
Innovation Trough Technology
Generasi baru yang cenderung lebih mengerti teknologi serta dapat merangkul teknologi baru dan otomatisasi karena mereka melihat manfaat yang jelas dari teknologi tersebut. Dalam benak mereka, teknologi amat sangat membantu produktivitas dan pertumbuhan ekonomi pribadi mereka.
Mereka ingin cepat menanjak dalam karier mereka dan manfaatkan peluang ini untuk fokus pada Value creation process. Mereka merangkul teknologi untuk memastikan mereka dapat terus melayani kebutuhan yang berkembang dari rekan-rekan, pelanggan dan keluarga mereka. Tidaklah mengejutkan bahwa 76% dari survei milenial responden mengatakan Teknologi termasuk dalam Top 3-priority, sementara mengakui bahwa 40% dari generasi sebelumnya tidak mau mengambil risiko terkait aplikasi teknologi.
Flexible working style
Saat ini mayoritas pekerja terdiri dari millennial, dimana mereka memiliki Style bekerja yang jauh berbeda dari generasi sebelumnya. Maka bila anda melakukan suksesi, dapat dipastikan bahwa orang millennial-lah yang akan menggantikan posisi Anda. Saya sudah pernah mengulas tentang bagaimana Millenial bekerja di kantor / pola kerja millennial silahkan klik http://bit.ly/KeepingMillennialsProductive.
Salah satu pola kerja yang mainstream dikalangan millennial adalah Flexi-time, dimana para millennial dapat bekerja diluar “jam dan lokasi kantor” ini menjelaskan mengapa banyak anak anak muda yang bekerja di Café/tempat umum. Perlu diperhatikan juga bahwa para millennial amat sangat sensitive dengan kenyamanan kerja. Disini saya tidak bermaksud untuk memaksa anda memberikan fasilitas yang berlimpah, tapi At Least ijinkan para millennial bekerja di “Zona Nyaman” mereka. Salah satunya, mengadopsi flexitime, memperbolehkan bekerja dan mendengarkan music, bekerja diluar ruangan, etc.

When do we
prepare
for Succession?
Start even BEFORE WORKING LIFE begins!
Kapan Anda mulai bersiap untuk menjadi pemimpin bisnis keluarga Anda?

PREPARING EARLY: 44% STARTED PREPARING EVEN BEFORE WORKING
When do we prepare for Succession?
Start even before working life begins!
Mempersiapkan sejak dini adalah kunci keberhasilan suksesi bisnis. Pada dasarnya kepemimpinan adalah kemampuan yang diperoleh melalui process, bukan datang dalam semalam. Dalam survey Deloitte International tahun 2016 yang meliput tentang kepemimpinan dalam Family Business, hampir sepertiga responden Family business yang sukses memulai proses kaderisasi sejak masa kecil sang penerus (anak).
