Presentasi dengan Teknik Monomyth Untuk Merebut Hati Calon Konsumen
Oleh:
Bagas Pranowo Handonowarih
Business Analyst, Specialized in People Development
SLC MARKETING, INC.
Teknik bercerita sudah banyak dibahas pada beragam buku serta artikel yang ditulis melalui media online. Ada yang memulai dari konstruksi sebuah cerita ada juga yang membahas melalui apa-apa saja yang termasuk dalam komposisi sebuah cerita. Kali ini saya akan mencoba membahas salah satu teknik bercerita yakni Monomyth. Tentu saja dengan kaitannya tentang bagaimana gaya bercerita ini dapat digunakan sebagai “senjata” untuk merebut hati calon konsumen atau prospek Anda sehingga peluang untuk membeli produk Anda semakin besar.
Monomyth atau hero’s journey biasanya dapat kita jumpai pada kebanyakan cerita rakyat, film modern, atau novel-novel fiksi. Gaya bercerita Monomyth memiliki tahapan-tahapan yang komplit dimulai dari kehidupan sang pahlawan yang biasa-biasa saja, hingga timbulnya panggilan untuk beraksi karena ada masalah atau timbul perselisihan.
Mari kita bahas langkah-langkah teknik bercerita Monomyth serta bagaimana menggunakannya dalam presentasi kita kepada calon klien.
1. Panggilan
Dalam kondisi tempat tinggal yang aman-aman saja, tiba-tiba muncul masalah yang mengancam orang-orang di sekitar tempat tinggal tokoh pahlawan. Karena melihat penderitaan orang-orang yang disayangi, akhirnya pahlawan memutuskan untuk menghadapi masalah tersebut. Cobalah posisikan diri Anda sebagai pahlawan yang terpanggil atas “masalah” yang mengancam orang-orang di sekitar Anda. Temukan masalah apa yang dapat diselesaikan dengan produk yang Anda jual, lalu ceritakan masalah tersebut kepada prospek Anda.
2. Pembentukan
Setelah terpanggil untuk menyelesaikan masalah tersebut, sang pahlawan mulai melewati batas petualangan. Dia bertemu dengan teman-teman baru, mentor, juga musuh. Dalam mengembangkan produk untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen, Anda pasti mendapat bantuan dari kawan-kawan, rekan kerja, mentor yang Anda temui, bisa jadi pemilik perusahaan, atasan Anda, atau konsultan yang membantu Anda melakukan developing produk tersebut. Pastinya juga ada hambatan yang menjadi “musuh” Anda dalam mengembangkan produk Anda. Identifikasi siapa kawan-kawan yang membantu pengembangan produk Anda dan hambatan dalam mengembangkan produk tersebut.
3. Perang Besar
Seorang pahlawan yang telah matang dan siap, akan dihadapkan pada sebuah perang besar. Perang dapat berupa fisik atau pergulatan batin yang luar biasa. Temukan satu konflik atau proses yang melibatkan pergulatan fisik dan batin dalam pengembangan produk Anda. Bisa juga berupa pengalaman terhebat Anda ketika melayani seorang klien.
4. Pencerahan
Pada cerita yang terkenal, umumnya perang besar tersebut dimenangkan oleh pihak protagonis. Kemenangan besar tadi akan mengarah pada moment of truth atau pencerahan yang membuat pahlawan menemukan kebijaksanaan baru dalam menjalani hidupnya. Setelah Anda mengalami konflik atau pengalaman hebat dengan klien tersebut, Anda menemukan satu pencerahan bahwa ternyata produk Anda memiliki kelebihan yang selama ini tidak pernah Anda sangka dan sejak saat itu menjadi kelebihan yang membedakan produk Anda dengan produk kompetitor.
5. Perjalanan Pulang
Perang besar telah usai, sang pahlawan pulang kembali ke tempat tinggal asalnya. Tidak ada yang berubah, hanya saja sekarang hadir seorang pahlawan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Hal ini dapat diibaratkan seperti ketika produk Anda sudah diterima pasar dan konsumen telah mulai menggunakan produk Anda. Hidup mereka terus berjalan, namun dengan taraf yang meningkat akibat dari hadirnya produk Anda dalam hidup mereka.
Lima langkah tersebut dapat Anda simpulkan ke dalam suatu cerita yang singkat namun menarik yang membutuhkan waktu tidak lebih dari 3 menit untuk menceritakannya . Banjir informasi yang terjadi saat ini membuat otak manusia bekerja keras untuk melakukan penyortiran sehingga informasi yang tidak menarik akan secara otomatis tersortir dari memori calon klien kita. Untuk membuat diri dan produk kita selalu hadir di memori klien, berceritalah dengan hati. Masukkan unsur emosi ke dalam cerita yang Anda buat sehingga Anda berhasil merebut hati calon konsumen Anda.
Tuliskan cerita tentang Anda dan produk Anda dan bacalah sesering mungkin agar konsep dari cerita tersebut melekat pada diri Anda. Sebaiknya jangan mencoba menghafal, karena akan terkesan tidak natural dan calon klien Anda akan dapat merasakannya. Kata-kata dapat berubah, namun konsep tetap sama. Konsep inilah yang akan selalu diingat oleh klien yang mendengar cerita Anda. Segera kontak SLC MARKETING, INC jika Anda ingin segera merealisasikan metode ini dan memberikan pelatihan kepada seluruh tim Sales Anda!