Kutu loncat adalah sebutan yang diberikan pada tenaga kerja yang berpindah-pindah tempat kerja, biasanya setahun sekali. Perpindahan yang cepat ini dilakukan karena berbagai alasan, seperti mendapatkan kesempatan lebih baik dan gaji yang lebih tinggi. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa di masa sekarang loyalitas tenaga kerja semakin dipertanyakan. Dalam survei yang dilakukan GoodStats pada tahun 2024, ada tujuh faktor yang dapat meningkatkan loyalitas tenaga kerja, yakni kenyamanan (59%), jadwal kerja fleksibel (49%), kecocokan gaji (42%), tempat kerja yang dekat dengan rumah (35%), atasan baik (29%), bonus (26%), dan kelengkapan fasilitas (25%). Faktor kenyamanan terhadap lingkungan kerja menjadi faktor tertinggi dalam membangun loyalitas seorang pekerja. Tentunya, lingkungan kerja yang sehat akan menumbuhkan loyalitas pekerja dan menurunkan tingkat turnover.
Turnover karyawan adalah tantangan besar bagi banyak perusahaan di berbagai industri. Menurut data dari Work Institute (2023), sebanyak 47% dari karyawan yang mengundurkan diri menyatakan bahwa keputusan mereka terkait dengan faktor lingkungan kerja yang tidak mendukung, termasuk kurangnya psychological safety. Selain itu, Society for Human Resource Management (SHRM) melaporkan bahwa rata-rata biaya untuk menggantikan seorang karyawan bisa mencapai enam hingga sembilan bulan gaji mereka. Hal ini menunjukkan bahwa menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mendukung dapat mengurangi turnover serta menghemat biaya rekrutmen dan pelatihan bagi perusahaan.
Lingkungan kerja yang sehat tidak hanya ditandai oleh hasil kerja yang optimal, tetapi juga oleh rasa aman yang dirasakan karyawan dalam berinteraksi, berinovasi, dan mengambil resiko. Dalam dunia kerja modern, dimana perubahan terjadi begitu cepat dan kolaborasi lintas fungsi menjadi kebutuhan, psychological safety menjadi elemen penting yang tidak dapat diabaikan. Psychological safety atau keamanan psikologis adalah perasaan nyaman dan aman untuk berbicara, mengambil risiko, dan berpendapat di lingkungan kerja. Rasa aman untuk berbicara dan bertindak tanpa takut dihukum atau direndahkan memungkinkan individu untuk memberikan kontribusi terbaik mereka, menjadikan psychological safety sebagai pilar penting untuk mendorong produktivitas dan inovasi.
Penelitian menunjukkan bahwa organisasi dengan tingkat psychological safety yang tinggi mampu menciptakan tim yang lebih kohesif, inovatif, dan efektif (Edmondson, 1999). Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung dapat memunculkan ketegangan, menurunkan tingkat retensi karyawan, dan membatasi potensi kreatif. Oleh karena itu, memahami, mengukur, dan mengembangkan psychological safety menjadi langkah strategis bagi setiap organisasi yang ingin bertahan dan berkembang di era kompetisi global. Dalam whitepaper ini, kita akan membahas pentingnya psychological safety, berbagai cara untuk mengukurnya, serta strategi untuk menciptakan dan memeliharanya.
Isi data diri Anda dibawah ini & dapatkan versi lengkapnya! Download sekarang!